Saudi Deportasi 27 Kristen Lebanon karena Simpan Alkitab
RIYADH, SATUHARAPAN.COM - Sebanyak 27 orang Kristen Lebanon ditangkap dan kemudian dideportasi dari Arab Saudi. Mereka ditangkap karena mereka berdoa dalam perayaan Perawan Maria dan di rumah mereka ditemukan Alkitab.
Mereka dituduh melakukan ibadah non-Islam.
Menurut situs Al-Masdar News, yang melaporkan berita ini, anak-anak juga termasuk dalam 27 orang yang akan dideportasi, meskipun jumlah persisnya belum diumumkan.
Polisi agama Arab Saudi menangkap mereka di wilayah Al-Aziziyah, Mekah.
Arab Saudi merupakan salah satu negara yang paling tidak toleran secara agama di dunia.Agama resmi negara ini adalah Islam aliran Wahhabi yang radikal.
Bukan hanya kali ini Arab Saudi mendeportasi orang Kristen karena menjalankan keyakinannya.
Tahun 2011, sebanyak 35 orang Kristen Etiopia masuk penjara selama lebih dari tujuh bulan karena bersembahyang menyambut Natal.
Setelah ditahan, mereka kemudian dideportasi ke negara masing-masing.
International Christian Concern (ICC) menulis di situsnya bahwa "Arab Saudi mendeportasi 35 orang Kristen Ethiopia yang ditahan karena sepanjang malam berdoa."
Dilaporkan pula bahwa para pejabat keamanan Saudi menyerang, melecehkan dan memaksa mereka untuk masuk Islam selama penahanan mereka. "
"Para pejabat Saudi tidak mentolerir agama lain selain Islam. Mereka menganggap non-Muslim sebagai kafir. Mereka penuh kebencian terhadap non-Muslim," kata salah seorang yang dideportasi itu kepada ICC "
Pada tanggal 15 Desember 2011, pemerintah Saudi menggerebek tempat ibadah di Jeddah, dan menangkap 35 pekerja Kristen Etiopia.
Menurut kelompok pembela HAM Komisi Kebebasan Beragama Internasional AS, 29 perempuan dan enam laki-laki menghadapi pemukulan dan kekerasan seksual.
Editor : Eben E. Siadari
Banjarmasin Gelar Festival Budaya Minangkabau
BANJARMASIN, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan memberikan dukungan p...