Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 13:50 WIB | Senin, 22 Januari 2024

Saudi: Tidak Ada Normalisasi Hubungan Dengan Israel Tanpa Jalan Menuju Negara Palestina

Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, berbicara kepada wartawan tentang situasi terkini di Gaza, di Washington, 8 Desember 2023. (Foto: dok. AFP)

DAVOS-SWISS, SATUHARAPAN.COM-Menteri Luar Negeri Arab Saudi mengatakan tidak akan ada normalisasi hubungan dengan Israel tanpa menyelesaikan masalah Palestina, katanya kepada CNN dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada hari Minggu (21/1).

Ketika ditanya apakah tidak akan ada hubungan normal tanpa jalan menuju negara Palestina yang kredibel dan tidak dapat diubah, Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan kepada Fareed Zakaria dari CNN: “Itulah satu-satunya cara agar kita bisa mendapatkan manfaatnya. Jadi, ya, karena kita memerlukan stabilitas dan hanya stabilitas yang bisa dicapai melalui penyelesaian masalah Palestina.”

Pernyataan menteri luar negeri tersebut adalah bagian dari wawancara yang awalnya direkam di sela-sela Forum Ekonomi Dunia yang diadakan minggu lalu di Davos, Swiss, dan disiarkan pada hari Minggu di CNN.

Meredakan konflik di Gaza dan menghentikan kematian warga sipil adalah fokus utama Arab Saudi, kata Pangeran Faisal.

“Apa yang kami lihat adalah Israel menghancurkan Gaza, penduduk sipil di Gaza,” katanya. “Ini sama sekali tidak perlu, sama sekali tidak dapat diterima dan harus dihentikan.”

Kementerian kesehatan setempat di Gaza mengatakan lebih dari 25.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak – tewas dan lebih dari 62.000 orang terluka dalam serangan Israel di wilayah tersebut sejak serangan 7 Oktober terhadap Israel oleh kelompok militan Palestina Hamas.

Serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel mengakibatkan kematian sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, menurut Israel.

Pada hari Kamis, duta besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat mengatakan Kerajaan Arab Saudi tidak dapat melanjutkan pembicaraan mengenai kesepakatan penting untuk mengakui Israel sampai ada gencatan senjata di Gaza.

“Saya pikir hal yang paling penting untuk disadari adalah (Kerajaan) belum menempatkan normalisasi sebagai inti kebijakannya. Hal ini menempatkan perdamaian dan kemakmuran sebagai inti kebijakannya,” kata Putri Reema binti Bandar pada panel di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.

“(Kerajaan) sudah cukup jelas. Meskipun terjadi kekerasan di lapangan dan pembunuhan masih terjadi, kita tidak dapat membicarakannya pada hari berikutnya.”

Arab Saudi tidak pernah mengakui Israel dan tidak bergabung dengan Perjanjian Abraham yang ditengahi AS tahun 2020 yang membuat negara tetangganya di Teluk, Bahrain dan Uni Emirat Arab serta Maroko menjalin hubungan formal dengan Israel.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah mendorong keras Arab Saudi untuk mengambil langkah yang sama. (CNN/Al Arabiya)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home