SBY Ajak Seluruh Pemuka Agama Perbaiki Kondisi Kebebasan Beragama
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memaknai penghargaan World Statesman Award dari Appeal of Conscience Foundation yang diterimanya sebagai momen memperbaiki kondisi kebebasan beragama menjadi lebih baik. "Kepada seluruh pemuka agama dan rakyat Indonesia, ayo kita perbaiki yang belum baik di negara kita," ujar SBY di New York, Jumat (31/5) pagi waktu setempat.
“Saya juga mendengar dari kalangan kita yang tidak setuju, yang melakukan protes. Saya menghormati dan menghargai pandangan-pandangan itu. Itulah demokrasi, itulah kebebasan berpendapat dan berbicara. Saya persilakan. Sementara itu, saya juga mendapatkan ucapan selamat tertulis yang cukup banyak dari dalam negeri, yang mendukung dan memberikan selamat serta ikut bersyukur atas penghargaan tersebut,” terang SBY.
Walaupun mengakui masih banyak kekurangan, Presiden SBY menyatakan sudah cukup banyak melakukan tindakan menjaga harmonisasi kehidupan beragama di Indonesia. Apalagi jika dibandingkan dengan kondisi negara lain yang masih terlibat dalam konflik komunal dan sosial.
“Saya harus akui di sana-sini masih ada kekurangan. Tapi kalau kita bandingkan dengan situasi 1998, 1999, 2000 dan 2001, saya tidak terhitung jumlahnya keluar masuk Poso, Sampit, Ambon, dan sebagainya. Situasinya tentu kita syukuri berbeda, juga dibandingkan dengan negara-negara lain yang masih sangat mengemuka konflik komunal dan konflik sosial. Anggaplah itu cambuk, sarana untuk memotivasi kita untuk berbuat lebih. Pikiran, statement, kebijakan, dan langkah-langkah saya sejak tahun 2004 adalah untuk betul-betul bisa melakukan kerukunan hidup antar umat beragama, saling menghormati dan menghargai,” tambahnya.
Menurut Presiden, selama ini saat ada konflik keagamaan muncul, pemerintah telah berupaya meredakan dan melindungi masyarakat supaya tidak terganggu haknya dalam menjalankan ibadah sesuai keyakinannya.
“Ketika ada konflik, dalam sidang kabinet saya keras sebetulnya. Gubernur, bupati, walikota jangan diam saja, lakukan sesuatu. Kepolisian, penegak hukum, dan aparat keamanan lakukan sesuatu. Kita harus melindungi saudara-saudara kita yang terganggu haknya untuk menjalankan ibadah sesuai keyakinannya masing-masing,” SBY menjelaskan.
(presidenri.go.id)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...