SBY Emosi Saat Rapat Terbatas di Halim
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Presiden SBY menyarankan agar stabilitas harga dijaga, terlebih lagi urusan daging sapi bukan hanya urusan musiman, tetapi rapat koordinasi tentang itu sudah lama tetapi tidak pernah dibahas juga. Menurut presidenri.go.id kekesalan Presiden SBY ini terjadi saat memimpin rapat terbatas yang diadakan di Landasan Udara Halim Perdana Kusuma Sabtu (13/7), karena beliau baru saja pulang dari Mataram, NTB untuk menghadiri peringatan Hari Koperasi ke-66.
"Terus terang saya tidak sabar, sama dengan tidak sabarnya rakyat. Bulat. Saudara lihat pasar tidak? Saudara dengarkan sosial media tidak?" ujar Presiden dengan nada kesal.
Menurut Presiden, dirinya telah sejak lama menginstruksikan Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan dan Menteri Pertanian, Suswono untuk berkomunikasi dengan para pegiat bisnis.
"Jangan pebisnis besar main mata entah dg unsur pemerintah, unsur manapun yang bikin susah," tegas Kepala Negara.
Presiden mengingatkan kembali bahwa setiap menteri harus peka dan memiliki sense of crisis. Menteri Pertanian harus punya sense of crisis, Menteri Perdagangan, sense of urgency, sense of responsibility, dan Kepala Badan Urusan Logistik (Kabulog), Soetarto Alimoeso.
Dalam rapat tersebut, Presiden mengungkapkan bahwa instruksi yang diberikannya sudah sangat jelas, demikian juga dengan Wapres, bahkan Menko Perekonomian juga sudah memimpin beberapa kali pertemuan tapi implementasinya lama.
"Saya ingin dalam hitungan hari harus sudah ada perubahan, ingat kasus kebakaran ladang dan asap di Riau kemarin. Begitu kita all out, bersinergi, berkoordinasi dengan baik cepet sekali. Dalam wkt 1 minggu hampir slesai," ujar Presiden.
Presiden menyayangkan bahwa informasi yang didapatnya tidak akurat dan terlambat, karena ia mengetahui kasus LP Tanjung Gusta dari media massa, apalagi televisi internasional, dibanding dengan informasi dari pejabat instansi yang resmi.
"Harus sama cepatnya dengan yang disiarkan oleh media massa ke rakyat kita, ke dunia dengan informasi yang saya dapatkan harus sama cepatnya bahkan kalau bisa lebih cepat," ujar Presiden.
Menurut Presiden SBY pihaknya kesal karena harus memberi reaksi dan pernyataan tentang suatu peristiwa tetapi belum memiliki keterangan dari sumber resmi pemerintah. Karena setidaknya setelah sebuah peristiwa bergulir dan menggema secara nasional, namun 10 jam tanpa pernyataan resmi hal itu dipandang tidak baik. Presiden SBY juga menginginkan agar pernyataan resmi dibarengi tindakan konkrit.
"Keluarkan statement saat ada kejadian, pemerintah sedang mengatasi di daerah pusat begini, investigasi sedang dilakukan dan seterusnya," pinta Presiden SBY.
Presiden mengaku menghargai Menteri Hukum dan HAM yang berangkat kesana. Namun Presiden mengingatkan akan, cek langsung ke depan, apa yang terjadi, langkah-langkahnya apa.
"Tetapi yang absen sekali lagi adalah official statement, pernyataan resmi supaya jangan sampai ada kesan, kita tidak melakukan langkah-langkah cepat, pembiaran dan lain sebagainya. Ini saya ingatkan untuk kesekian kalinya, pernyataan tepat waktu," tegas Presiden SBY.
Dalam rapat terbatas yang mengagendakan masalah daging di pasar tradisional dan masalah lapas tanjung gusta Medan, Sumatera Utara
Beberapa Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II di antaranya Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Menteri Keuangan Chatib Basri, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Menkumham Amir Syamsuddin, Mentan Suswono, Kapolri Jendral Timur Pradopo, Kabulog, Wamen Perhubungan, dan Dirjen Bea Cukai hadir dalam rapat terbatas tersebut.
Editor : Yan Chrisna
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...