China Menyatakan Perang Terhadap Harga Obat Mahal
HONG KONG, SATUHARAPAN.COM - Produsen obat internasional sedang bergejolak karena protes keras terhadap harga tinggi dan malpraktik yang dilakukan perusahaan, dimana perusahaan itu tengah menikmati hasil dari harga mahal, di atas rivalnya dari perusahaan lokal.
Cina menyelidiki harga obat yang dibuat 60 perusahaan, termasuk perusahaan lokal dan multinasional, dan terdapat biaya yang dramatis terhadap GlaxoSmithKline Plc (GSK) terkait dengan dugaan penyuapan untuk meningkatkan penjualan dan harga sebagaimana dilaporkan Reuters.
Tren menciptakan bayangan di pasar negara berkembang sebagai kunci pertumbuhan bagi pembuat obat negara Barat selaku pemilik produksi paten yang paling popular di luar pasar Amerika dan Eropa.
Bukan hanya Beijing, hubungan India dengan perusahaan obat Barat semakin memburuk setelah penolakan hak paten terhadap beberapa obat dan tahun ini ditetapkan kebijakan baru yaitu dengan mengelompokkan berbagai harga rata-rata untuk setiap tipe obat.
Brazil meningkatkan sendiri kontrol harga dan mengembalikan kekuatan perusahaan lokal, disaat pertumbuhan ekonomi yang cepat ini. Turki juga telah memaksakan melakukan pemotongan harga.
“Sepertinya perusahaan obat Barat ingin melakukan pemerasan melalui harga tinggi tersebut,” kata Simon Friend, ketua farmasi di PricewaterhouseCoopers, sebuah badan pengatur perusahaan multinasional berbasis di Inggris.
Tidak mudah menggelincirkan pembuat obat di pasar negara berkembang, dimana perusahaan seperti GSK dan Sanofi sudah memiliki seperempat sampai sepertiga pendapatan, bagian yang sepertinya akan terus naik, seperti obat penyakit diabetes dan jantung yang diperlukan di antara pasien kelas menengah.
Berbeda halnya dengan negara Barat dimana perusahaan besar bergeser ke obat-obatan yang lebih khusus, pasar negara berkembang mereka berfokus pada produk layanan dasar, dengan pengemasan khusus di bawah label mereka sendiri sebagai “obat paten bermerek”.
Obat paten tersebut mewajibkan premi yang besar kepada suplier lokal, karena nama pembuat obat dari Barat dianggap mewakili kualitas tinggi. Hal ini merupakan gesekan bagi negara seperti Cina yang pemerintahnya menghadapi tagihan US$1 triliun biaya kesehatan sampai tahun 2020, berdasarkan laporan McKinsey.
Masalah tidak hanya terbatas pada obat saja, alasan yang sama juga untuk memotong harga susu formula bayi dari Nestle dan Danone setelah Beijing melayangkan penyelidikan ke industri tersebut. Tapi meledaknya permintaan produk kesehatan membawa obat-obatan tersebut berada di garis depan.
Bayaran untuk Dokter
Perincian bagaimana GSK membuat Cina menderita masih belum jelas, dan pembuat obat terbesar Inggris tersebut hanya menceritakan dasar penyelidikannya saja minggu ini dan mengaku tidak ada buktinya mereka melakukan suap terhadap dokter atau pejabat.
Hal tersebut membuat beberapa industri di dalam negeri tidak ingin terlibat dengan GSK untuk melihat siasat politik di balik pergerakan mereka, khususnya dengan Beijing yang sedang bertujuan membangun sektor domestik obat.
Cina mengalami dilema akibat masalah ini, karena terbiasa melakukan pembayaran kepada dokternya, yang juga mengandalkan upah dari tiap penulisan resep untuk mengimbangi gajinya yang kurang cukup. Di sisi lain Amerika Utara dan Eropa sudah melarang pemberian komisi kepada dokter bertahun-tahun yang lalu.
Pfizer Inc dan Ely Lilly & Co keduanya berada di Washington selama 11 tahun lebih diduga mengkorupsi pembayaran dari pasar luar negeri, termasuk Cina, dan selebihnya kasus dibawah penanganan Badan Pemberantasan Korupsi Luar Negeri di Amerika masih tertunda.
Obat Kesehatan Dasar (Esensial)
Meskipun pokok berita simpang siur dan membingungkan, Mark Clark dari Bank Jerman meragukan kasus penyuapan akan berdampak pada bisnis GSK di Cina, dimana mereka mengeluarkan produk kunci seperti vaksin, serta obat penyakit paru-paru dan kanker.
Perhatian lebih besar lagi adalah penyelidikan pemberian harga obat, yang telah disiarkan minggu lalu oleh Komisi Pengembangan dan Reformasi Nasional Cina (NDRC) terhadap biaya yang dibuat oleh pembuat obat lokal dan internasional, termasuk GSK, Merck & Co Inc dan Astellas Pharma Inc.
Sementara itu NDRC secara rutin melakukan audit, penyelidikan terakhir lebih besar dan luas dari biasanya, karena ekspansi besar-besaran obat esensial ke dalam 520 item pada bulan Mei yang sebelumnya 307 item.
Penyelidikan terakhir NDRC melibatkan perbandingan harga internasional, industri percaya, meskipun sulit mencari tahu apakah perusahaan tersebut membayar anak perusahaan di Cina atau tidak dan menggelembungkan bahan baku agar biaya mereka seolah-olah terlihat tinggi.
Tahun lalu pemerintah meminta perusahaan multinasional untuk menyetujui harga dari sembilan pasar luar negeri, yang berpotensi memotong pendapatan perusahaan internasional di negara tersebut sebanyak 15 sampai 45 persen.
“Perlawanannya telah ditingkatkan,” kata Sebastien Evrard, wakil dari Firma Hukum Internasional Jones Day berbasis di Cina, yang spesialisasinya hukum anti kepercayaan.
“Mereka telah menggenjot semua hal dan meningkatkan kepiawaian, mereka jadi lebih berani saat ini. Dibanding sebelum mereka mendidik para ahlinya, dan sekarang mereka berlindung dibalik itu.”
Editor : Yan Chrisna
Ibu Kota India Tercekik Akibat Tingkat Polusi Udara 50 Kali ...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pihak berwenang di ibu kota India menutup sekolah, menghentikan pembangun...