SBY: Jangan Panggil China Lagi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Mendekati akhir masa jabatannya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak seluruh masyarakat Indonesia supaya tidak lagi mendiskriminasi warga etnis Tionghoa dengan memanggil dengan istilah China/Tjina/Cina.
SBY meminta memanggil dengan istilah Tionghoa kepada kelompok atau individu dan Tiongkok untuk menyebut negara Republik Rakyat Tiongkok.
Melalui akun fanpage miliknya, SBY mengatakan bahwa Keppres Nomor 12 Tahun 2014 tentang pencabutan Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera Nomor SE-06/Pred.Kab/6/1967 tanggal 28 Juni 1967, menetapkan dalam semua kegiatan penyelenggaraan pemerintahan, penggunaan istilah orang dari atau komunitas Tjina/China/Cina diubah menjadi orang dan/atau komunitas Tionghoa, dan untuk penyebutan negara Republik Rakyat China diubah menjadi Republik Rakyat Tiongkok.
“Keppres ini menjadi salah satu elemen penting dalam penghapusan diskriminasi tersebut. Jadi sejak saat ini, jangan panggil lagi saudara –saudara kita itu “China”….,” kata SBY melalui fanpage faceboknya pada Sabtu (22/3).
SBY menjelaskan hal tersebut berdasarkan pada pandangan dan perlakuan diskriminatif terhadap seorang, kelompok, komunitas dan/atau ras tertentu yang pada dasarnya melanggar nilai dan prinsip perlindungan HAM.
Menurut SBY, hal tersebut juga bertentangan dengan UUD 1945, Undang-Undang tentang Hak Asasi Manusia, dan Undang-Undang tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis. (setkab.go.id)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...