SBY Prioritasnya Gelar Pilpres yang Bebas dan Adil
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebutkan akan memberikan prioritas penyelenggaran pemilihan presiden (pilpres) yang bebas dan adil, pembangunan demokrasi, stabilitas politik, pertumbuhan ekonomi dan keadilan sosial dalam sisa masa jabatannya selama empat bulan ini.
“Saya juga akan terus menyelamatkan Indonesia dari potensi ancaman global,” kata Presiden SBY saat menerima mahasiswa Universitas Harvard yang tergabung dalam Center for Asia Leadership Initiatives di Istana Negara Jakarta pada Selasa (24/6).
Presiden menilai kunjungan mahasiswa Universitas Harvard ke Indonesia di saat yang tepat. Karena selain baru menyelesaikan pemilihan parlemen, bulan depan Indonesia akan menyelenggarakan pemilihan Presiden.
“Kali ini, saya tidak menjadi pusat perhatian karena saya akan menyelesaikan masa jabatan kedua. Presiden di Indonesia hanya diperbolehkan menjabat untuk dua periode berturut-turut,” tutur Kepala Negara.
Presiden SBY menyatakan rasa bangganya atas prestasi yang dicapai Indonesia. World Economic Forum (WEF) dalam sidang tahunannya di Manila baru-baru ini menyebut Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir mencapai dasawarsa keemasan berdasar luasnya capaian, dan imbas perubahan terhadap kemajuan bangsa.
Presiden SBY berpendapat keberhasilan Indonesia sangat penting karena memiliki kaitan dengan berbagai dimensi, mulai geopolitik, Islam, politik, dan ekonomi.
Presiden SBY berpandangan secara geopolitik, Indonesia sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, pelbagai peristiwa yang terjadi di Indonesia akan mempengaruhi wilayah lain atau keseluruhan kawasan.
“Ini karena Indonesia adalah rumah bagi populasi muslim terbesar di dunia, dan jika demokrasi dan modernitas bekerja di Indonesia, ini mengirimkan pesan yang sangat besar dan merupakan contoh penting untuk dunia Islam,” katanya.
Keberhasilan Indonesia, menurut Presiden, juga memiliki dimensi politik karena Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang paling beragam. “Jika kita bisa terus bersama-sama dan berhasil sebagai satu bangsa, ini akan menjadikan contoh untuk pluralisme.”
Sementara dari dimensi ekonomi, menurut Presiden SBY, Indonesia dulu dikenal sebagai salah satu negara termiskin di Asia pada 1960. Tetapi kini menjadi kekuatan ekonomi yang muncul dengan kelas menengah terbesar di Asia Tenggara. Indonesia juga memiliki tingkat pertumbuhan tertinggi kedua di antara negara G20.
Presiden SBY menjanjikan Indonesia akan terus memperbaiki iklim transparansi dalam dua hingga tiga dasawarsa mendatang. Walau masih menghadapi sejumlah tantangan dan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan tetapi Presiden yakin Indonesia sudah siap di track pembangunan yang benar untuk melangkah maju.
Presiden SBY menyebutkan gambaran itu menjadikan Indonesia akan menjadi negara yang menarik untuk dipelajari mahasiswa hubungan internasional, ilmu politik, dan mahasiswa pembangunan.
Wakil The Center for Asia Ledership Initiatives Universitas Harvard Andi Sparingga menjelaskan kepada Presiden SBY bahwa mereka sedang menyelenggarakan Asia Leadership Trek III, yang merupakan tur sosio-ekonomi dan politik keenam dengan tempat tujuan di Asia.
Kelompok Asia Leadership Trek yang diketuai Samuel Kim ini beranggotakan 40 orang peserta dari Universitas Harvard, MIT, dan Tufts. (setkab.go.id)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...