SBY: Sebagai Seorang Muslim Saya Sulit Menerima Kenyataan Suriah
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Melalui kicauan twitter @SBYudhoyono, Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakui sebagai seorang Muslim, dirinya sulit menerima kenyataan, bahwa Suriah dengan peradaban Islam yang tinggi harus mengalami kehancuran. Sebagai seorang Muslim, saya sulit menerima kenyataan, Suriah dengan peradaban Islam-nya yang tinggi, harus mengalami kehancuran. *SBY* tulis Presiden SBY, 16 jam lalu, seperti dilansir pada Kamis ini, (29/8), pukul 12:39 WIB.
Sebelumnya, SBY menerima telepon dari PM Australia Kevin Rudd dan PM Malaysia Datuk Seri Najib Razak, pada Rabu (28/8) kemarin malam. Selain itu, SBY menerima telepon dari PM Turki Reccep Tayyip Erdogan berkaitan dengan situasi yang berkembang di Suriah.
Melalui akun twitter yang diunggah beberapa saat lalu, SBY mengatakan, para kepala pemerintaan Negara sahabat itu sangat menyesalkan dan tidak bisa menerima penggunaan senjata kimia yangg mengakibatkan korban rakyat tidak berdosa, termasuk anak-anak.
Sikap Indonesia jelas. Kekerasan harus dihentikan. Senjata kimia mesti dilarang. PBB dan negara di kawasan harus serius, hentikan kekerasan, kata Presiden SBY mengenai sikap Indonesia terkait situasi yang berkembang di Suriah.
Menurut SBY, ia menyayangkan sikap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang tidak pernah bersepakat dan saling mengancam untuk menggunakan hak veto. Akibatnya, korban jiwa terus berjatuhan. Saya menyayangkan Dewan Keamanan PBB tidak pernah bersepakat. Saling mengancam untuk gunakan hak veto. Korban jiwa terus berjatuhan. *SBY* tulis SBY sendiri.
Presiden SBY mengingatkan, kalau minggu ini DK PBB dan Liga Arab tidak bisa hentikan kekerasan dan senjata kimia, dunia akan menangis. Suriah di ambang tragedi besar, kata Kepala Negara Indonesia ini.
Desak Forum Internasional
Seperti dilansir dari situs setkab.go.id, selain berkomunikasi dengan sejumlah Perdana Menteri, SBY juga telah berkomunikasi dengan banyak Presiden mengenai perkebangan Suriah. Ia berharap semua pihal serius untuk mengakhiri tragedi di negara Suriah tersebut.
Sejak tahun 2012, Presiden SBY telah menyoroti masalah yang terjadi di negara Suriah kepada berbagai forum internasional. Saat menghadiri KTT D8 di Islamabad pada bulan November 2012 misalnya, Presiden SBY telah bertemu dengan PM Turki Erdogan, Presiden Iran Ahmaddinejad, Wakil Presiden Mesir Mekky dan Presiden Pakistan Zardary untuk membahas masalah yang terjadi di Suriah.
Presiden SBY juga membahas situasi di Suriah dengan para pemimpin dunia lainnya dalam sela-sela KTT G20, seperti Presiden Putin dan juga KTT ASEAN, Perdana Menteri Wen Jia Bao, dan HLP PBB dengan PM Inggris Cameron.
Sementara itu, pada Sidang Umum PBB, Presiden SBY telah mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan tegas terkait dengan situasi yang makin memburuk di Suriah. "Dewan Keamanan PBB sekarang harus bersatu dan bertindak tegas sebagaimana diamanatkan oleh Piagam PBB untuk membawa situasi di bawah kontrol" kata SBY, ketika itu.
Presiden SBY akan terus berkoordinasi dengan para pemimpin dunia lainnya untuk menemukan solusi terbaik untuk situasi yang memburuk di Suriah. Seperti agenda kunjungan ke St Petersburg untuk menghadiri KTT G20, pada hari Minggu mendatang, Presiden SBY diperkirakan akan bertemu dengan para pemimpin dunia untuk membahas berbagai isu ekonomi dunia dan juga isu-isu global yang krusial lainnya.
Editor : Sabar Subekti
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...