SBY Sebut Revolusi Mental ala Jokowi Bukan Marxisme
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Umum Partai Demokrat Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut revolusi mental yang diusung Presiden RI Joko Widodo berbeda dengan paham kelompok marxisme melalu pemikiran filosof Jerman, Karl Marx.
"Saya pahami revolusi mental Jokowi tidak sama dengan yang dicetuskan Karl Marx," kata SBY saat menjadi pembicara kunci dalam diskusi bertema Revolusi Mental Sutan Takdir Alisjahbana Menuju Indonesia Progresif di Universitas Nasional, Jakarta, Sabtu (25/4).
Dalam paparannya, Presiden RI keenam itu mengatakan, revolusi mental yang diusung Karl Marx menyatakan yang harus direvolusi adalah mental kaum proletar agar menjadi progresif dan meniadakan struktur menindas dan membelenggu.
Sementara, SBY melanjutkan, revolusi mental yang dimaksud Jokowi adalah mengubah karakter masyarakat tanpa perlu pertumpahan darah, layaknya revolusi umumnya terjadi.
"Itu saya dukung 100 persen. Memang ada satu-dua pemikiran pak Jokowi yang berbeda dengan saya dan memang tidak dilarang berbeda, harus saling menghormati," kata dia.
SBY mengingatkan revolusi adalah perubahan besar-besaran, fundamental dan seringkali dengan pertumpahan darah, meskipun tidak selalu demikian, sedangkan definisi mental dapat disimpulkan berkaitan dengan pikiran.
"Maka kalau boleh saya menyimpulkan revolusi mental adalah perubahan fundamental dan total atas alam pikiran masyarakat, bangsa Indonesia, orang perorang, agar negara ini 10-20 tahun lagi menjadi bangsa yang sukses," kata dia. (Ant)
Editor : Bayu Probo
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...