@SBYudhoyono: Kita Diundang PBB dalam Konferensi Perdamaian Suriah
SIBOLANGIT, SATUHARAPAN.COM - Indonesia menjadi salah satu perwakilan Asia dalam Konferensi Jenewa II, Rabu (22/1). Dari Asia juga diundang China, Jepang, dan India. Konferensi yang diadakan di Swiss itu adalah konferensi internasional yang diadakan PBB untuk membahas perdamaian di Suriah. Hal itu diungkapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui akun Twitter-nya.
Melalui akun Twitter-nya Yudhoyono mengucap syukur diundang menjadi salah satu peserta dalam konferensi itu. Ia mengungkapkan, dalam konferensi itu Indonesia akan diwakili oleh Menlu Marty Natalegawa.
Dalam tweet-nya, Yudhoyono mengatakan, pada keikutsertaannya kali ini Indonesia akan menyampaikan tiga poin sebagai usulan, yakni: gencatan senjata, bantuan kemanusiaan, dan proses politik secara damai.
"Dengan risiko bila nantinya yang terpilih adalah opsi gencatan senjata, Indonesia harus siap mengirimkan pasukan pemelihara perdamaian, seperti yang pernah dilakukan Indonesia ketika mengirim pasukan perdamaian ke Lebanon,“ Yudhoyono menambahkan.
Ia mengharapkan agar tragedi di Suriah beserta korban-korban yang berjatuhan dapat segera berakhir, ucap Yudhoyono lagi, di tweet-nya.
Konferensi Jenewa II Resmi Dibuka
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon telah membuka Konferensi Jenewa II, Rabu (22/1), dan mendesak pihak yang bertikai di negara Arab itu untuk menggunakan kesempatan dalam menyelesaikan perselisihan mereka.
Menurut Ban, hal itu akan menjadi hari pengharapan karena akan menjadi hari terakhir setelah hampir tiga tahun konflik dan penderitaan menyakitkan terus terjadi di Suriah.
"Anda memiliki kesempatan besar dan tanggung jawab untuk memberikan layanan kepada rakyat Suriah," ucap Sekjen PBB mengawali pembukaan konferensi yang digelar di Kota Montreux, Swiss.
Konferensi itu diyakini sebagai upaya serius untuk mengakhiri krisis Suriah, mengingat perwakilan dari Pemerintah Suriah dan oposisi utama dipertemukan pada konferensi itu untuk pertama kalinya.
Suriah telah dilanda krisis berdarah sejak Maret 2011. Bagian barat dan sekutu regional mereka, terutama Qatar, Arab Saudi, dan Turki, mendukung militan yang beroperasi di dalam wilayah Suriah.
Menurut PBB, lebih dari 100.000 orang tewas dan jutaan orang mengungsi karena kekerasan yang terjadi. (Akun Twitter @SBYudhoyono/indonesia.irib.ir)
Editor : Sotyati
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...