Seandainya Kamu bukan Si Kafir Aseng

SATUHARAPAN.COM – Akhir-akhir ini kamu pasti was-was, ingar-bingar situasi negara yang Tuhan sudah pilihkan untuk kamu tinggal sepertinya tidak menyukai kehadiranmu.  Entah berapa wajah memerah membaca spanduk-spanduk yang dibentangkan.  Walaupun dikatakan secara damai dan tidak langsung menunjukkan jari, tetapi kata-kata itu jelas menohokmu.

Kamu yang tidak tahu apa-apa, lahir dan hidup di negara ini, tetap dianggap sebagai asing. Aseng vs asing.  Ketika namamu mengharumkan bangsa, ketika kamu berusaha mengusahakan kesejahteraan orang banyak, ketika kamu berjuang untuk bumi yang telah Tuhan pijakkan bagi kakimu, ketika kamu membantu sesama di sebelah kanan dan kirimu, orang-orang tetap tidak menyukai kamu karena kamu sipit.

Padahal kalau dipikir-pikir, salah siapa kamu adalah Aseng? Ditambah lagi kamu adalah kafir.  Walau kamu pun pasti terheran disebut kafir karena kamu juga memiliki Tuhan yang menciptakan langit dan bumi.  

Mungkin kalau kamu Aseng tapi tidak sekafir itu, lebih lumayan, apalagi kalau kamu tidak kafir di mata mereka. Tetapi kita semua tahu, bahwa itu tidak jujur.

Jadi memang serbasalah, wahai Aseng, posisi kamu terjepit. Trauma-trauma masa lalu sepertinya mulai didengungkan supaya tekanan itu semakin menghimpit dan kamu menyerah. Mereka menginginkan kamu hidup biasa-biasa saja, jangan jujur, jangan menonjol, mengikuti konspirasi mereka, walaupun itu tidak benar.

Saat inilah emas itu diuji, bukan di mata mereka, namun di mata Tuhan karena Dialah yang menempatkan kamu di bumi ini.  Apakah kamu, Aseng, akan setia pada Tuhan dan menaati perintah-Nya, berprestasi untuk kesejahteraan negara ini? Ataukah kamu menyerah, tidak bertanggung jawab menggunakan talentamu, mengikuti kehendak mereka?

Akhirnya pilihan ada di tangan kamu. Tetapi ingatlah, kita bertanggung jawab bukan kepada manusia, tetapi kepada Sang Pencipta.

Untuk Si Kafir Aseng… jangan pernah menyerah mencintai Tuhan… jangan pernah menyerah mengasihi bangsa dan negara ini.  Never give up!

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro