Loading...
SAINS
Penulis: Kartika Virgianti 16:04 WIB | Senin, 05 Agustus 2013

SeaWorld Diprotes Biarkan Ikan Paus Pilot Menggelepar

Salah satu adegan ikan paus pilot menggelepar-gelepar berjuang mencapai air yang diunggah oleh Carlo De Leonibus di YouTube.

ORLANDO, SATUHARAPAN.COM – SeaWorld terancam ditutup setelah kegagalan pelatih untuk mengurangi stres pada seekor paus pilot peliharaan mereka dan mengabaikan setidaknya sekitar 25 menit, yang membuat ngeri para penonton, Berdasarkan laporan Huffington Post. Insiden mengerikan itu diambil oleh kamera salah satu pengunjung yang juga menyampaikan bahwa apa yang ia lihat di SeaWorld tersebut telah mengubah pandangannya selamanya tentang acara pertunjukkan hewan mamalia laut.

Carlo De Leonibus sedang bersama keluarganya di taman Orlando pada 20 Juli untuk merayakan ulang tahun putrinya Catiana yang ke 11 tahun. Catiana sangat senang menonton, sampai suatu ketika ia melihat ikan paus pilot sirip pendek (Globicephala macrorhynchus) tersebut, yang masih merupakan keluarga lumba-lumba, terdampar di pinggir kolam. Penonton mengaku melihat hewan tersebut menggelepar-gelepar berjuang untuk mencapai air selama beberapa menit.

Setelah beberapa waktu, De Leonibus pergi untuk memperingatkan petugas tentang situasi tersebut. Petugas mengatakan padanya bahwa mamalia tersebut sedang bermain-main, sebagai bagian dari pelatihan yang dilakukan petugas. Para pelatih hewan tidak berada di kolam selama hujan deras disertai petir tersebut. Pada saat itu penonton mulai geram.

“Kerumunan itu dengan penuh amarah menjadi heboh,” kata De Leonibus pada WTSP Tampa Bay. “Beberapa dari mereka menghentak-hentakan kaki, pria di belakang saya mengancam untuk protes. Dia sangat marah.”

Menyaksikan pengalaman tersebut membuat Catiana sangat kecewa. “Ia sangat sedih, ia menangis sepanjang malam, karena ia merasa bahwa SeaWorld akan merawat dengan baik hewan-hewan tersebut.” kata De Leonibus pada WTSP.

Nick Gollattscheck, representatif untuk SeaWorld mengatakan pada Huffington Post melalui email, yang menyatakan pada hari Senin (22/7) bahwa hewan tersebut tidak dalam bahaya. Ia mengatakan bahwa insiden ikan paus pilot keluar dari air merupakan kebiasaan mereka “seharian dan terkadang berjam-jam”. Hewan yang dimaksud sebelumnya terdampar dan diselamatkan penyelamat hewan dari SeaWorld pada hari Buruh yang lalu. Setelah direhabilitasi, mereka dianggap peliharaan oleh pemerintah federal.

Berikut pernyataan Gollattscheck: Hewan yang paling muda dan paling tidak berpengalaman, seperti salah satu yang terlihat dalam video butuh waktu agak lama untuk menemukan jalan kembali ke air karena mereka belum menguasai teknik. Ketika hal tersebut terjadi hewan secara terus-menerus dimonitor oleh pelatih hewan kami. Ikan paus tidak pernah berada dalam bahaya. Sebenarnya, ikan paus pilot dilatih untuk berenang di langkan agar kami bisa memonitor pertumbuhan dan member mereka perawatan hewan yang diperlukan.

Berita tentang insiden ini direspon dari sejumlah aktivis memprotes SeaWorld dan segala bentuk penangkapan hewannya. Pada hari Sabtu (27/7), puluhan pengunjuk rasa berkumpul di taman untuk kampanye “kosongkan tangki”, yang dilaporkan WFTV Orlando Channel 9. Protes diikuti pelepasan “Blackfish,” sebuah film dokumenter yang menunjukkan penganiayaan paus pembunuh di SeaWorld.

Komunitas untuk Perlakuan Etis pada Hewan (PETA) menanggapi permintaan Huffington Post untuk berkomentar dan menyoroti isu-isu di SeaWorld lainnya yang terkait dengan keselamatan hewan. “Penonton selalu merasa ngeri setiap melihat video yang diambil SeaWorld,”

PETA menuliskan dalam sebuah email  pada hari Senin (29/7). “Mereka menunjukkan contoh paus yang terdampar di langkan beton di hadapan penonton yang terkejut, seekor orca (paus pembunuh) disiksa pelatihnya, hewan cerdas dan sensitif tersebut dipaksa untuk berenang hari demi hari di dalam suatu kolam kecil hanya demi seekor ikan mati sebagai makanan mereka. Video ini merupakan pengingat ampuh agar SeaWorld menyadari untuk melepaskan mamalia laut tersebut dari penangkapan dengan menggunakan tangki beton dan memasukannya ke kolam yang sama sekali tidak pernah ada kemiripan dengan habitat aslinya di alam liar, dengan tidak ada ruang untuk mereka berenang, tidak ada kelompok keluarga hewan tersebut, dan tidak ada stimulasi.”

Editor : Windrarto


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home