Sebelum Terbunuh, Deah Barakat Beri Makan 75 Gelandangan
NORTH CAROLINA, SATUHARAPAN.COM – Kemarahan pasca terbunuhnya tiga mahasiswa Muslim di Carolina Utara meledak melalui media sosial twitter dengan hastag #muslimlivematter dan disebar ke seluruh dunia mulai dari Asia Tenggara hingga ke Timur Tengah dan Eropa.
Ketiga mahasiswa tersebut, Deah Shaddy Barakat, 23, Yusor Mohammad, 21, dan Razan Mohammad Abu-Salha, 19, terbunuh di di apartemen dekat Universitas North Carolina di Chapel Hill, AS, Selasa (10/2), ditembak oleh Craig Stephen Hicks, yang ternyata dikenal sebagai Ateis.
Simpati kepada ketiga korban semakin besar mengingat mereka dikenal sebagai orang baik dan murah hati. Menurut Omar Abdel Baky, 24 tahun, sahabat salah satu korban, Deah Shaddy Barakat, mereka merupakan teman semasa kecilnya yang sangat baik.
Suatu ketika, seperti diceritakannya kepada CNN, Abdel Baky pernah mengeluhkan bahwa sebagai warga Muslim yang besar di North Carolina, dia tidak pernah mendapat hadiah ketika Hari Raya Idul Fitri.
Barakat kemudian menanyakan alamat tempat Abdel Baky tinggal. Dua pekan kemudian, sebuah hadiah berupa mainan helikopter tiba di rumahnya, pemberian dari Barakat.
Posting terakhir Barakat di akun facebooknya juga menggambarkan hal serupa. Ia memposting foto tentang kegiatannya memberikan makan 75 gelandangan di kota Dunham, AS. "Tonight we provided free dental supplies and food to over 75 homeless people in downtown Durham," tulis dia, dengan hastag #DowntownSmiles.
Postingan tertanggal 29 Januari itu mendapat 274 like dan dibagikan hingga 2.836 kali.
Meluasnya hastag #muslimlivematter tampaknya merupakan adaptasi dari hastag #blacklivesmatter yang juga meluas setelah keputusan dewan juri yang membebaskan polisi atas kematian seorang kulit hitam Michael Brown di Ferguson, serta kematian seorang kulit hitam lainnya, Eric Garner di sebuah penjara di Staten Island. Hastag #muslimlivesmatter pada intinya memiliki permintaan yang sama dengan #blacklivesmatter: untuk memperhatikan kematian yang mungkin telah diabaikan oleh media arus utama (mainstream).
Penyelidikan atas kematian yang terjadi pada Selasa malam di dekat University of North Carolina di Chapel Hill kampus, ini baru saja dimulai. Polisi mengatakan mereka percaya kejahatan "didorong oleh sengketa sesama tetangga mengenai tempat parkir," tetapi pernyataan dari pihak berwenang juga telah menyatakan dengan bahwa mereka akan juga menyelidiki apakah penembakan itu berkaitan dengan kejahatan rasial.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...