Loading...
INSPIRASI
Penulis: Nugroho Edy Prasetyo 12:30 WIB | Minggu, 23 Agustus 2015

Segala Sesuatu Ada Masanya

Masa kita kalah sama kupu-kupu!
Proses (foto: istimewa)

SATU HARAPAN.COM – Cerita pertama, ketika saya sedang bersih-bersih kebun belakang rumah, saya melihat ada sebuah kepompong yang bergantung di sehelai daun pohon jambu. Saya biarkan kepompong itu apa adanya. Beberapa hari kemudian kepompong telah berlubang, dan saya melihat ada kupu-kupu yang terbang mengitari pohon jambu itu. Oh barangkali itu kupu-kupu yang berasal dari kepompong tadi, indah sekali warnanya.

Seandainya kepompong tadi saya rusak atau saya lobangi supaya cepat jadi kupu-kupu,  bisa jadi ceritanya lain. Mungkin calon kupu-kupu akan mati karena belum waktunya keluar.

Cerita kedua, ada orang yang sedang menjabat dan kepadanya telah ditetapkan berapa lama masa menjabatnya, ketika waktu lengser tiba dan harus digantikan yang lain, dia menolak. Yang terjadi kemudian perebutan kekuasaan yang timbul antara kedua pihak, bahkan melibatkan masing-masing kubu.

Cerita ketiga, umur manusia ada batasnya meskipun yang bersangkutan tidak tahu pasti kapan hidupnya berakhir. Jika memang ingin hidup lama mungkin bisa diupayakan secara ilmu kesehatan dengan pola makan dan gaya hidup yang teratur dan alami. Tetapi itu pun sebatas usaha manusia. Dan memang ada berbagai upaya menunda penuaan, namun bukan menahan kematian.

Dari ketiga cerita tadi, nampaknya segala sesuatu ada waktunya, ada saatnya. Rasanya sulit untuk mempersingkat atau memperlambat segala sesuatu yang memang sudah digariskan atau bersifat kodrati. Yang penting dilakukan semestinya adalah menikmati prosesnya ketika sedang dalam masa tempuh menuju garis tujuan.

Tampaknya kita mesti realistis untuk melihat apa yang terjadi. Ada ranah yang bisa dinalar secara rasional, tetapi sebaliknya ada wilayah yang tidak bisa ditembus lewat akal pikiran. Dan itulah wilayah iman atau keyakinan.

Kendati hidup ini singkat—pepatah jawa: urip amung mampir ngombe (hidup hanya mampir minum-hanya sekejap)—namun yang sejenak itulah yang harus diisi dengan sesuatu yang berguna dan bermakna. Syukur kalau diberi waktu panjang, lebih panjang pula hal-hal yang bisa dilakukan, yang positif dan berguna tentunya.

Jika kupu-kupu sendiri harus bergulat lewat proses panjang sejak bermula dari telur lalu menjadi larva kemudian berbentuk kepompong dan akhirnya berubah menjadi kupu-kupu yang elok, masak kita kalah sama kupu-kupu. Segala sesuatu ada masanya, dan di ujungnya segala sesuatu indah pada waktunya.

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home