Segera Rilis, Film Daud Goliat Disutradarai Mantan Ateis
LOS ANGELES, SATUHARAPAN.COM – Sutradara David and Goliath mengatakan ia adalah seorang penginjil—sebelumnya seorang ateis. Ia menjanjikan filmnya berbeda dengan Noah dan Exodus.
“Pertama, saya tidak hanya sutradara, tapi juga penginjil,” kata Timothy A. Chey pada media, Rabu (28/1). “Jadi jelas saya tidak akan membuat sebuah film yang tidak alkitabiah atau tidak memberi hormat kepada Tuhan.”
Sang sutradara mengacu pada kritik atas film Noah dan Exodus yang dianggap film-film itu tidak menyajikan narasi Alkitab secara akurat.
“Tidak ada monster batu yang membantu Daud,” kata Chey bercanda. “Tapi, saya ingin membuat sebuah film yang akan menghidupkan kembali jenis iman pria yang kelak menjadi Raja Israel, yaitu melawan raksasa dengan peluang nol persen untuk mengalahkan dia di luar Allah.”
Walaupun Noah dan Exodus: Gods and Kings menerima banyak perhatian utama, keduanya dikritik karena beberapa penggambaran mereka tampilkan.
Situs Faith Driven Consumer memberikan nilai Exodus 2,5 bintang dari nilai maksimal 5. Situs itu berpendapat bahwa Exodus meminimalkan peran Tuhan dalam cerita.
Faith Driven Consumer menambahkan bahwa Exodus mengambil pendekatan iman skeptis dan agama. Dan, bahwa bagian Allah dalam film ini “sebagian besar tidak perlu dan membuat Anda bertanya-tanya apakah Allah sekadar bagian dari imajinasi Musa.”
Dalam sebuah wawancara dengan The Christian Post pada April 2014, Chey mengungkapkan bahwa dia seorang mantan ateis yang menjadi seorang Kristen.
“Saya adalah seorang mantan ateis yang menemukan Kristus di kamar hotel setelah membaca Alkitab Gideon di Manila. Saya tidak pernah menyesal dengan pilihan baru saya ini. Produksi perusahaan kami telah merencanakan film David and Goliath ini selama hampir 11 tahun. Kami menyadari kami membuat film ini dengan skala kolosal—sekelas Lawrence of Arabia. Ini adalah salah satu kisah yang paling luar biasa dalam Alkitab tentang iman. Dalam hal ini, itu jauh lebih besar dari biji sesawi,” kata Chey.
Ia berharap penonton akan “meneteskan air mata” saat menonton film ini. “Dan, semoga David and Goliath akan meningkatkan iman mereka kepada Tuhan,” Chey menandaskan.
“Saya ingin mereka berhenti menjadi orang Kristen suam-suam kuku. Untuk memuliakan Tuhan. Untuk mengalahkan Iblis dalam hidup kita. Saya ingin mereka meninggalkan bioskop dan berkata, ‘Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu. Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah, dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan TUHAN-lah pertempuran dan Ia pun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami,” kata Chey mengutip 1 Samuel 17:45-47.
David and Goliath yang pengambilan gambarnya banyak dilakukan di Afrika Utara dan di studio di London, ditetapkan untuk rilis di Amerika Serikat pada 3 April. Kapan rilis di Indonesia ya? (christianpost.com)
Artikel terkait film epik Alkitab dan kontroversinya dapat Anda baca di:
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...