Sejak Jadi Menteri Yassona Laoly Takut Pakai Jas
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yassona Hamonangan Laoly menyampaikan pandangannya terkait simbol-simbol yang diterapkan oleh Presiden Joko Widodo kepada jajaran menteri dalam Kabinet Kerja.
Menurut dia, Presiden Jokowi telah menunjukkan simbol kesederhanaan dengan meminta jajaran menteri tidak perlu menggunakan setelan pakaian jas.
“Presiden sudah menunjukan kesederhanaan dengan meminta menteri tidak perlu pakai jas,” kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komite I DPD, di Ruang Rapat Komite I DPD, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (20/11).
Karena, simbol utama yang diserahkan oleh Presiden Jokowi adalah kerja, yakni mengenakan kemeja berwana putih dengan lengan digulung. “Paling tinggi batik, jadi sudah mubazir sekarang jas yang ada di rumah itu,” kata dia.
“Padahal potongan badan seperti saya ini, lebih cocok kalau mengenakan setelan jas, tapi saya tidak berani,” Menkumham menambahkan.
Menurut Yassona, simbol tersebut berhasil merubah paradigma jajaran menteri sejak awal. Ia pun menceritakan saat dipanggil ke Sekretariat Negara untuk mengambil baju jelang pengumuman nama menteri terpilih, Minggu (26/10) lalu.
“Waktu itu saya senang, karena kalau dipanggil ke Setneg pasti bajunya paten, tapi waktu diambil ternyata kemeja baju putih yang paling tinggi harganya Rp 150 ribu di tanah abang,” kata dia.
“Baju putih yang terlihat gagah itu adalah simbol kesederhaan,” Yassona menambahkan.
Lalu, kalau ada teman menteri yang berani memasukkan baju ke dalam celana, protokoler akan memerintahkan untuk dikeluarkan kembali, jadi itu adalah simbol kesederhanaan. “Tapi untuk teman-teman di DPD dan DPR, tidak apa-apa mengenakan setelan jas, karena kami ini kan eksekutif yang tugasnya kerja,” ujar dia.
Editor : Eben Ezer Siadari
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...