Sekitar 40.000 Kematian di Inggris Terkait Polusi Udara
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Polusi udara berperan dalam sekitar 40.000 kematian di Inggris setiap tahunnya, menurut Akademi Dokter dan Dokter Anak dan Kesehatan Anak (Royal Colleges of Physicians and of Paediatrics and Child Health).
Para dokter itu, seperti dilaporkan bbc.com, mengatakan pengawasan atas emisi dari mesin diesel masih buruk, sementara polusi di dalam ruangan diabaikan.
Rokok tetap jadi ancaman terbesar untuk polusi di dalam ruangan, namun kompor dengan bahan bakar kayu, deodoran, semprotan produk-produk kebersihan, maupun penyegar ruangan juga berperan dalam menyebabkan polusi.
Kelembapan dan jamur di dalam ruangan yang tidak memiliki ventilasi yang baik, bisa juga menyebabkan gangguan kesehatan.
Laporan ini dikeluarkan setelah laporan pertengahan Februari lalu, yang menyebutkan lebih 5,5 juta orang penduduk dunia meninggal lebih cepat setiap tahun karena polusi udara. Sebagian besar korban jiwa berada di negara dengan pertumbuhan ekonomi tinggi, seperti Tiongkok dan India.
"Berada di dalam ruangan bisa memberi perlindungan atas polusi udara di luar, namun juga bisa membuat terpapar pada sumber polusi udara lain," laporan itu menyebutkan.
Ditambahkan pada saat ini sudah ada kesadaran atas risiko dari perlengkapan gas di dalam rumah, radioaktif, dan asap rokok. Namun, ruangan juga bisa terpapar NO2 (nitrogen dioksida) dari kompor gas maupun resapan dari plastik serta cat.
"(Semprotan) aroma jeruk dan pinus yang kita gunakan untuk membuat rumah kita segar bisa bereaksi secara kimia untuk menghasilkan polutan udara, dan penyegar ruangan berbasis ozon juga bisa menyebabkan polusi di dalam ruangan," demikian tambahan laporan tersebut.
Salah seorang penulis laporan, Profesor Jonathan Grigg, mengatakan ada bukti-bukti jelas bahwa polusi udara -yang bersumber dari pabrik maupun lalu lintas- berkaitan dengan gangguan jantung dan paru-paru, termasuk asma.
Dia menyarankan orang untuk berjalan kaki, naik sepeda, maupun menggunakan bus, dan bukan menyetir mobil, sementara di dalam rumah agar memelihara dengan baik peralatan gas serta pembakaran bahan padat demi efisiensi energi. (bbc.com)
Risiko 4F dan Gejala Batu Kantung Empedu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dokter spesialis bedah subspesialis bedah digestif konsultan RSCM dr. Arn...