Sekjen NATO: Tidak Ada Solusi Militer untuk Konflik Suriah
ATHENA, SATUHARAPAN.COM – Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen mengatakan pada Kamis bahwa dia tidak mengantisipasi kemungkinan "peran lebih lanjut" bagi aliansi militer itu untuk mengintervensi konflik di Suriah.
"Tidak ada solusi militer untuk perang saudara di Suriah," kata Rasmussen dalam konferensi pers di Athena bersama Menteri Luar Negeri Yunani Evangelos Venizelos.
Dia menekankan bahwa pentingnya solusi politik untuk mengakhiri perang saudara di Suriah yang telah memasuki tahun ketiga dan menewaskan lebih dari 100.000 orang tersebut.
Pemimpin NATO tersebut menyuarakan dukungannya terhadap rencana konferensi internasional yang diadakan bersama oleh Amerika Serikat dan Rusia. Konferensi itu bertujuan untuk mempertemukan pihak pemerintah Presiden Suriah Bashar al Assad dan kelompok oposisi.
"Saya mendorong pihak pemerintah dan oposisi di Suriah untuk berpartisipasi dalam konferensi ini. Saya berharap cara ini dapat membuka jalan untuk solusi yang berkelanjutan," kata dia.
Usulan konferensi perdamaian -- yang dikenal dengan nama Jenewa 2 -- akan menentukan bagaimana penerapan deklarasi yang disepakati oleh negara-negara besar di Swiss pada akhir 2012 lalu untuk membentuk pemerintah transisi di Suriah.
Sebelumnya, Rasmussen pernah mendesak adanya "respons internasional yang kuat" setelah peristiwa serangan senjata kimia yang menewaskan ratusan orang di pinggiran Damaskus pada 21 Agustus lalu.
Dia juga mengatakan bahwa opsi penggunaan kekuatan militer dapat digunakan sebelum usulan Rusia untuk menghancurkan cadangan persenjataan kimia milik Assad diterima oleh komunitas internasional.
Sementara itu para pakar telah memulai pengawasan proses penghancuran sejumlah hulu ledak rudal, bom udara, dan peralatan pencampuran bahan-bahan kimia. Penghancuran itu dilakukan oleh pihak pemerintah Suriah. (Antara)
Kamala Harris: Negara Harus Terima Hasil Pemilu, Mendesak Pe...
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Menghadapi penolakan besar-besaran oleh para pemilih Amerika, Kamala ...