Sekjen PBB: Ada Upaya Perdamaian di Ethiopia
PBB, SATUHARAPAN.COM-Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pada hari Rabu (19/1) bahwa dia senang mendengar "sekarang ada upaya nyata untuk membuat perdamaian" di Ethiopia setelah lebih dari 14 bulan perang, tetapi dia tidak memberikan rincian.
Pernyataan Antonio Guterres pada hari Rabu disampaikan setelah pembicaraan telepon dengan utusan Uni Afrika, Olusegun Obasanjo, menyusul kunjungan terakhir utusan tersebut ke Addis Ababa dan ibu kota wilayah Tigray yang diperangi di Ethiopia.
Guterres mengatakan Obasanjo “menyatakan optimisme bahwa sekarang ada peluang nyata untuk resolusi politik dan diplomatik (mengatasi) konflik.” Pernyataannya tidak menggambarkan upaya pemerintah Ethiopia dan pasukan saingannya Tigray, dan juru bicara Obasanjo tidak segera menanggapi pertanyaan.
Seorang utusan baru Amerika Serikat untuk Tanduk Afrika, Duta Besar David Satterfield, akan bertemu dengan para pejabat Ethiopia pada hari Kamis (20/1) ini.
Perang Ethiopia telah menewaskan puluhan ribu orang dan jutaan orang mengungsi. Amerika Serikat mengatakan sekitar 900.000 orang di Tigray, yang berada di bawah blokade pemerintah Ethiopia sejak akhir Juni, menghadapi kondisi kelaparan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pasokan medis tidak diizinkan masuk ke wilayah berpenduduk sekitar enam juta orang itu.
Terlepas dari optimismenya, Sekjen PBB itu juga memperingatkan bahwa “operasi militer yang sedang berlangsung di beberapa bagian Ethiopia tetap menjadi tantangan bagi proses perdamaian dan merusak langkah-langkah membangun kepercayaan yang kami harap diambil oleh semua pihak dalam konflik.”
Pejuang lainnya termasuk tentara dari negara tetangga Eritrea yang bersekutu dengan pasukan Ethiopia dan dipersalahkan oleh saksi atas beberapa kekejaman terburuk dalam perang, serta pejuang dari wilayah Amhara Ethiopia yang sekarang menduduki Tigray barat.
Guterres meminta semua pihak "untuk bergerak cepat menuju diakhirinya permusuhan," dan dia mengatakan PBB mengawasi upaya mediasi yang dipimpin Uni Afrika dengan harapan besar.
Pasukan Tigray mundur ke wilayah mereka bulan lalu setelah serangan militer yang dibantu pesawat tak berawak menghentikan pendekatan mereka ke ibu kota Ethiopia. Pasukan Ethiopia mengatakan mereka tidak akan mengejar mereka lebih jauh ke wilayah itu, yang beberapa komunitas internasional lihat sebagai celah untuk upaya mediasi.
Tetapi beberapa serangan pesawat tak berawak telah menewaskan puluhan warga sipil di Tigray dalam beberapa pekan terakhir. (AP)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...