Sekjen PBB Imbau Banyak Negara Gelar Aksi Positif Perubahan Iklim
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Banyak negara di dunia harus menjaga keseimbangan dalam lingkungan dengan tindakan dan aksi yang positif dalam kaitannya dengan perubahan iklim, sehingga dapat mensukseskan konferensi perubahan iklim di Paris, Prancis bulan depan.
“Dampak dari perubahan iklim meningkat sangat pesat karena ambisi kolektif dunia yang meningkat, tapi ambisi dari setiap negara harus diwujudkan dalam hal konkrit dan positif, serta tidak mengawang-awang karena ini berhubungan dengan masa depan,” kata Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (Sekjen PBB) Ban Ki Moon dalam sebuah sesi briefing menyambut Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP 21) di markas PBB di New York, dan diberitakan di situs resmi PBB, dan dikutip Xinhua, hari Rabu (4/11).
Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP 21) akan berlangsung di Paris, Prancis mulai dari Senin (30/11) November sampai dengan Jumat (11/12).
Sekjen mengatakan negara-negara anggota PBB diberi pemahaman dengan contoh konkrit kesepakatan antar lingkungan yang dilakukan Presiden Tiongkok, Xi Jinping dan Presiden Prancis, Francois Hollande beberapa hari yang lalu.
“Hanya dua hari lalu, Presiden Tiongkok dan Prancis mengeluarkan pernyataan bersama yang ambisius tentang perubahan iklim,” kata Ban.
“Saya memuji apabila ada upaya dari negara lain yang ditujukan untuk mencari solusi terhadap masalah lingkungan,” Ban menambahkan.
Presiden China Xi Jinping dan Presiden Prancis Francois Hollande mengeluarkan pernyataan bersama tentang perubahan iklim di Beijing pada hari Senin (2/11). Keduanya bersepakat mempromosikan program kerja dalam rangka mempercepat upaya dalam mitigasi pra-2020, adaptasi dan dukungan selama KTT iklim Paris.
Kedua Kepala Negara menyerukan adanya transparansi dalam rangka membangun kepercayaan publik guna mewujudkan keadilan lingkungan.
Sementara itu, beberapa pembicara di sesi briefing tersebut mengakui menantang negosiasi iklim yang akan berlangsung nanti harus mewujudkan optimisme terciptanya keadilan lingkungan.
Manuel Pulgar-Vidal, Menteri Lingkungan Hidup Peru mengatakan dalam pertemuan dengan video link yang sementara komitmen pemerintah Peru yang akan mengurangi tren saat pemanasan global dari 3,8 derajat sampai 2,7 derajat pada akhir abad ini.
“Menurut saya ini (penurunan pemanasan global, Red) tidak cukup untuk mencapai dua derajat pemanasan, tapi butuh dukungan dan persetujuan banyak pihak,” kata Pulgar Vidal.
Pulgar Vidal mengutip laporan terbaru yang diterbitkan oleh Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCC) yang memperkirakan tingkat penurunan pemanasan global akan didapat dengan mengacu kepada komitmen yang dibuat oleh negara-negara anggota PBB peserta COP21.
“Laporan ini menunjukkan kepada dunia bahwa kita bisa menekan pemanasan global dan kita dapat terhindar dari tren saat ini sekitar 3,8 derajat Celsius,” kata Pulgar Vidal.
Beberapa waktu berbagai generasi muda dari beberapa negara berkumpul dalam 9th UNESCO Youth Forum (Forum Anak Muda edisi kesembilan) yang diselenggarakan Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) (UNESCO) dalam rangka menggugah kesadaran generasi muda untuk pemeliharaan lingkungan secara terus-menerus.
Direktur Jenderal UNESCO, Irina Bokova di Paris, seperti tertuang di situs resmi UNESCO, hari Minggu (25/10) mengapresiasi kegiatan tersebut karena sangat penting bagi generasi muda mengambil kesempatan untuk memanfaatkan energi dengan lebih bijak.
Forum tersebut digelar di markas UNESCO di Paris mulai hari Senin (26/10) sampai dengan Rabu (28/10).
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...