Sekjen PBB Imbau Penyelidikan Jatuhnya Pesawat Malaysia MH17
PBB, SATUHARAPAN.COM - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada Kamis (17/7) mengimbau dilakukannya penyelidikan internasional terhadap insiden yang menimpa Malaysia Airlines di Ukraina timur.
“Dibutuhkan penyelidikan internasional secara penuh dan transparan,” ujar Ban kepada para wartawan dan dia mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban.
Pesawat Malaysia Airlines dengan kode penerbangan MH17 yang membawa hampir 300 orang dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur ini jatuh di Ukraina timur yang dikuasai pemberontak di dekat perbatasan Rusia. Kiev memperkirakan pesawat tersebut kemungkinan ditembak jatuh dalam sebuah serangan “teroris”.
Para pejabat AS juga mengatakan bahwa pesawat itu ditembak jatuh oleh misil yang ditembakkan dari darat ke udara namun belum diketahui dengan jelas siapa yang menembakkan misil tersebut.
Inggris mengimbau penyelidikan di bawah pimpinan PBB dan mengupayakan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB untuk membahas krisis di Ukraina timur.
Presiden Barack Obama pada Kamis mengimbau diadakannya penyelidikan “cepat” dan “tanpa hambatan”.
Ada 298 orang, termasuk 154 warga Belanda, di dalam pesawat Malaysia Airlines yang jatuh di Ukraina timur yang tengah bergejolak, menurut maskapai tersebut. Tidak ada satu pun di antara mereka diyakini selamat dalam tragedi itu.
Dalam percakapan telepon bersama Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, Obama menyampaikan belasungkawa atas “kematian tragis” warga Belanda.
Dia memberitahu Rutte bahwa “Amerika Serikat siap memberikan kontribusi segera guna memberikan bantuan penyelidikan internasional yang cepat, penuh, dapat dipercaya dan tanpa hambatan,” menurut pernyataan Gedung Putih.
“Presiden dan perdana menteri sepakat tentang perlunya memastikan akses langsung di tempat kecelakaan bagi penyidik internasional guna memfasilitasi proses penemuan jasad dan untuk melakukan penyelidikan secara menyeluruh.”
Obama berbicara melalui telepon dengan Presiden Ukraina Petro Poroshenko dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, memperingatkan bahwa bukti dari maskapai itu tidak boleh dipindahkan dari negara itu hingga penyelidikan yang “menyeluruh dan transparan” dilakukan.
Pejabat AS memberitahu AFP bahwa jet tersebut ditembak jatuh di atas wilayah udara Ukraina dengan peluru kendali darat ke udara, meski masih belum jelas siapa yang menembakkan senjata itu dan dari mana asalnya. (AFP)
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...