Sekjen PBB Serukan Pemerintah Irak Rekonsiliasi Nasional
BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (Sekjen PBB) Ban Ki-Moon menyerukan pemerintah Irak meningkatkan upaya mendorong rekonsiliasi antara kaum Muslim Syiah dan komunitas Muslim Sunni dalam rangka memerangi Islamic State Iraq and Syria (ISIS) atau Negara Islam Irak dan Suriah.
“Rekonsiliasi Nasional adalah bagian penting dari strategi untuk mengalahkan ISIS, yang telah kejam mengeksploitasi, memecah belah dan menyingkirkan yang tersingkir,” kata Ban dalam konferensi pers di Baghdad, Irak dengan Perdana Menteri Irak Haider al Abadi, seperti diberitakan situs resmi Perserikatan Bangsa-bangsa, hari Sabtu (26/3).
Ban menjelaskan selain bertemu Perdana Menteri Irak, dia juga mengadakan pertemuan dengan Presiden Bank Dunia Jim Young Kim, dan Presiden Bank Pembangunan Islam Ahmad Mohamed Ali turut mendampingi Ban Ki Moon.
“Kami mengadakan pembicaraan konstruktif ynag berfokus pada keamanan, reformasi ekonomi dan sosial politik, serta situasi kemanusiaan dan hak asasi manusia di Irak,” kata Ban.
“Saya tegaskan saya tulus bekerja sama dengan mitra regional dan internasional dengan harapan Irak dapat berekonsiliasi. Dukungan ini harus terkoordinasi penuh guna menghormati kedaulatan negara dan keutuhan wilayah," dia menambahkan.
Dalam kesempatan yang sama Ali mengatakan bank akan memberikan kontribusi untuk rekonstruksi daerah yang hancur dalam pertempuran antara ISIS yang menghadapi pasukan Ameriak Serikat dan Irak.
Catatan PBB menyebut bahwa sepuluh juta orang memerlukan bantuan kemanusiaan yang juga akan didistribusikan ke 3,3 juta pengungsi.
Dalam catatan PBB tersebut, Irak merupakan salah satu negara yang paling berbahaya di dunia untuk didiami warga sipil, tahun lalu, lebih dari 7.500 orang tewas dalam aksi terorisme, kekerasan dan konflik bersenjata.
Ban memberi hormat untuk pengorbanan, kesabaran, ketahanan dalam menghadapi ISIS.
Aksi Terorisme Tidak Peduli Tempat
Hari Jumat (25/3) sebuah bom bunuh diri meluluhlantakkan sebagian kecil isi stadion yang terletak di Iskandarsyah – lebih kurang 45 kilometer dari kota Baghdad – saat itu yang menjadi target yakni warga sipil yang sedang bermain di sebuah stadion sepak bola.
“Itu (terorisme dalam stadion, red) berarti teroris ini tidak peduli di mana dan kapan dan siapa. Ini benar-benar tidak dapat diterima dan harus dikalahkan dalam nama kemanusiaan," kata dia.
Dia memperingatkan bahwa ISIS menundukkan semua orang Irak, tetapi terutama masyarakat minoritas, pembunuhan, penculikan, perkosaan dan kekerasan seksual lainnya.
“Dengan menghancurkan dan menjarah properti dan tempat-tempat penting agama dan budaya, ISIS berusaha untuk membasmi identitas dan kesatuan Irak dan rakyatnya. Beberapa 3.500 wanita, terutama Yezidi, tetap diperbudak dan sasaran pelanggaran mengerikan setiap hari, " kata dia.
Ban menyatakan masyarakat internasional siap untuk menawarkan lebih banyak dukungan, tapi warga Irak sendiri harus melaksanakan reformasi yang akan menempatkan negara mereka di jalan menuju pemulihan.
"Reformasi ini harus mencakup langkah-langkah untuk memberdayakan perempuan dan kaum muda,” dia menambahkan. (un.org).
Ikuti berita kami di Facebook
Editor : Bayu Probo
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...