Sekjen PBB Temui Imigran di Pulau Lesbos Pekan Depan

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon saat hadir dalam sidang Dewan Keamanan PBB yang membahas tentang perdagangan manusia dalam situasi kekerasan seksual di wilayah konflik, Kamis (2/6) di New York, Amerika Serikat (Foto: UN Photo/Evan Schneider).

Para wanita berbaris untuk mengantre makanan di stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) sekitar 20 km dari perbatasan Yunani-Makedonia, 25 Mei 2016 di Polykastro. AFP PHOTO/Sakis Mitrolidis

Seorang pengungsi menggotong barang-barangnya selama operasi evakuasi aparat kepolisian di kamp sementara imigran, perbatasan Yunani-Makedonia dekat desa Idomeni pada 24 Mei 2016. AFP PHOTO/Pool/Yannis Kolesidis

Seorang anak menatap dari balik pagar kamp migran dan pengungsi di Moria, pulau Lesbos, 24 Mei 2016. Organisasi Migran Internasional mengungkapkan bahwa sejauh tahun ini diperkirakan 190 ribu migran dan pengungsi telah memasuki Eropa melalui laut di Italia, Yunani, Siprus dan Spanyol. Sementara 1.359 lainnya tewas ketika melakukan penyeberangan tersebut. Stringer/AFP

AMERIKA SERIKAT, SATUHARAPAN.COM - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Ban Ki-moon akan ke pulau Lesbos, Yunani, pekan depan menemui para pengungsi untuk menarik perhatian dunia terhadap penderitaan mereka.

Ban Ki-moon direncanakan akan berangkat pada tanggal 18 Juni, sebagai bagian dari lawatannya ke Eropa. Dalam kunjungan itu Ban juga akan singgah di Brussel, Moskow, Saint Petersburg dan Athena.

“Saya akan mengunjungi pulau Lesbos di Yunani pekan depan, untuk meninjau situasinya dan menunjukkan rasa solidaritas,” kata Ban pada hari Kamis (9/6).

“Ratusan warga Suriah dan pengungsi serta imigran lain kehilangan nyawa di Mediterania saat melakukan perjalanan berbahaya untuk lari dari perang dan siksaan,” ujarnya.

Kunjungan tersebut bertepatan dengan akhir masa jabatan Ban Ki-moon sebagai kepala PBB sekaligus beberapa persiapan PBB dalam menggelar pertemuan internasional yang rencananya akan diselenggarakan pada bulan September mendatang untuk membahas tentang krisis pengungsi dunia. (AFP).

Editor : Eben E. Siadari