Selama Jabat Seskab, Andi Merasa Seperti Ensiklopedia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Andi Widjajanto merasa seperti ensiklopedia selama sembilan bulan menjabat sebagai Sekretaris Kabinet (Seskab). Sebab, harus menghadapi pertanyaan para awak media dengan isu yang beragam.
“Paling berkesan selama jadi Seskab itu mengelola 34 kementerian dan sekian lembaga yang isunya sangat beragam. Kadang pagi hari bahas masalah pupuk, jam 11 siang bahas masalah kereta api, jam 1 siang bahas isu sepak bola, jam tiga sore pindah lagi bahas masalah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),” ujar Andi usai Serah Terima Jabatan (Sertijab) Seskab kepada Pramono Anung, di Kantor Seskab, Kompleks Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Rabu (12/8).
“Belum lagi kalau teman-teman wartawan kalau tanya masalah a sampai z, seolah-olah Seskab itu ensiklopedia,” dia menambahkan.
Terkait pergantian menteri Kabinet Kerja yang telah dilakukan Presiden Jokowi, Andi menilai hal tersebut terbosan bagus di tengah desakan publik agar Pemerintah meningkatkan kinerja. Dia berharap pergantian ini akan semakin memperkuat Pemerintahan Presiden Jokowi ke depan.
“Ini terobosan yang bagus di tengah desakan masyarakat agar Presiden segera merombak kabinet kerja demi meningkatkan kinerja. Sekarang ada perombakan terbatas, semoga konsolidasi di kabinet akan semakin kuat,” ujar Andi.
Motif Politik
Meski begitu, dia tidak menampik ada motif politik dalam pergantian menteri Kabinet Kerja saat ini. Menurut Andi, Presiden Jokowi memiliki perhitungan konsolidasi politik terkait kebijakan yang ditempuh. “Menteri dan pejabat setingkat menteri adalah pejabat politik. Presiden pasti memilik perhitungan konsolidasi politik mengenai ini,” kata Andi.
Terkait penggantinya, Pramono Anung, dia melihat memiliki jaringan yang luas dengan lembaga, negara lain dan partai politik. Sehingga, bila tujuan Presiden Jokowi ingin meningkatkan konsolidasi politik, pergantian Seskab merupakan langkah tepat.
“Saya sendiri melihat, penunjukan Pramono Anung tepat. Pramono memiliki jejaring yang luas dengan lembaga, negara lain, dengan partai politik. Jadi kalau presiden ingin meningkatkan konsolidasi poltik ke depan ini sudah tepat,” kata Andi.
Saat ditanya kegiatan yang akan dilakukan setelah tidak lagi menjabat sebagai Seskab, Andi mengatakan ingin berlibur lebih dahulu. Dia mengaku masih memiliki utang dengan keluarga sejak disibukkan dengan aktivitas kampanye Pemili Presiden 2014 lalu.
“Saya izin liburan dulu. Saya utang ke keluarga meninggalkan mereka sejak kampanye. Saya pamit juga. Tadinya mau weekend ini liburan, tapi pada penuh,” tutur dia.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...