Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 18:08 WIB | Kamis, 28 November 2013

Selamat dari Holocaust, Bertemu Keluarga Penyelamat Setelah 69 Tahun

Selamat dari Holocaust, Bertemu Keluarga Penyelamat Setelah 69 Tahun
Czeslaw Polziec (81 tahun), dan Leon Gersten (79), bertemu setelah 69 tahun terpisah. (Foto: dari religion.blogs.ccn.com)
Selamat dari Holocaust, Bertemu Keluarga Penyelamat Setelah 69 Tahun
Holocaust, tragedi genosida yang mengerikan. Sebuah gerbong kereta api yang digunakan untuk mengangkut orang Yahudi ke kam konsentrasi Nazi menjadi monumen di Uaswitch, dan Sekjen PBB, Ban Ki-moon mengunjunginya beberapa waktu lalu. (Foto un.org)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Seorang bocah laki-laki Yahudi yang selamat dari ancaman Holocaust di Polandia bertemu dengan kawan dan anak keluarga yang menyelamatkannya setelah 69 tahun berpisah.

Leon Gersten, bocah Yahudi itu baru berusia delapan tahun, dan dia selamat setelah bersembunyi di bawah atap jerami dari pencarian oleh pasukan Nazi. Dia disembunyikan oleh keluarga Stanislaw Poliziec selama dua tahun untuk menghindari penangkapan dan pembantaian Yahudi oleh Nazi.

Hari Rabu (27/11) kemarin Gersten (79 tahun) menunggu di bandar udara JFK di New York, untuk menemui Czeslaw Polziec (81 tahun). Dia adalah anak Stanislaw Polziec, orangtua Czeslaw, yang menyelamatkan keluarga Gersten bersama empat Yahudi lainnya selama Perang Dunia II.

Pertemuan itu menjadi momen yang sangat emosional bagi dua keluarga. Polziec terbang dari Polandia, dan disambut Gersten yang dituntun oleh anak-anak, cucu dan cicitnya serta menyerahkan karangan bunga. Dua pria yang berpakaian rapi itu bertemu dan saling menggenggam dan terharu.

Pahlawan Kami

Keduanya terakhir bertemu ketika mereka berusia 10 dan 11 tahun, ketika desa Polziec di Polandia dibebaskan oleh Rusia pada tahun 1944.

"Ini seperti mengenal satu sama lain lagi," kata Gersten kepada wartawan. "Bagi saya dan anak-anak saya mereka adalah pahlawan."

"Saya sangat senang setelah 69 tahun berada di Polandia dan akhirnya bertemu teman saya," kata Scezlaw. "Tuhan menyelamatkan kita semua."

Gersten, ibunya, bibi, paman dan sepupu disebunyikan di bawah atap jerami di rumah dengan dua kamar milik Polziec di desa pertanian dalam kurun 1942-1944, selama pendudukan Nazi Jerman.

Polziec kemudian hidup di bawah pendudukan Soviet, dan dia bertugas di tentara Polandia. Dia mengatakan bahwa orangtuanya tidak pernah berbicara tentang tamu Yahudi di rumah mereka.

Jika sampai ditemukan ada Yahudi di rumah mereka, itu akan berarti kematian bagi kedua keluarga. Namun orangtuanya orang-orang jujur, dan hanya  â€‹â€‹mencoba untuk melakukan hal yang benar, kata dia.

Dipukuli Nazi

Nazi menangkap dan membunuh banyak orang Yahudi di kota-kota di Polandia, termasuk  Frystak. Di antara korban itu adalah kakek-nenek Gersten yang meninggal pada Juli 1942. Ibu Gersten, Frieda Gersten, lolos dari ghetto dengan menyamarkan sebagai seorang Katolik dengan mengenakan salib di lehernya.

Dia seorang pedagang, dan mengetuk pintu-pintu rumah pelanggannya, meminta diizinkan untuk masuk, tetapi tak ada yang menerima. Namun Maria dan Stanislaw Polziec membawa mereka masuk, meskipun mereka miskin dan sudah memiliki lima anak.

Stanislaw dari keluarga Katolik yang taat dan membuat bunker di bawah tanah, cukup besar untuk lima orang Yahudi bersembunyi dari serangan Nazi. Lubang itu ditutupi dengan keranjang untuk menyimpan biji-bijian.

Anak-anak Polziec membawakan mereka sepotong roti setiap pekan dan jamur dikumpulkan di hutan untuk dibuat sup. Itulah menu makanan mereka.

Suatu hari terjadi peristiwa menakutkan. Kolaborator Nazi menyerbu pertanian milik Polziec. Gersten dan keluarganya meringkuk di dalam bungker, sementara Stanislaw Polziec dipukuli tanpa ampun, tetapi tidak pernah mengkhianati tamunya.

Mencari Kutu

Selama dua tahun keluarga Gersten berada dalam persembunyian, dan mereka hanya memiliki sedikit cara untuk menjalani waktu yang panjang itu.

"Kami tidak punya mainan, kami tidak punya buku, kami tidak punya apa-apa untuk bermain. Dengan begitu semua, yang bisa kami lakukan adalah menonton laba-laba menangkap lalat," kata Gersten.

Dia menceritakan melewati waktu dengan mencari kutu dari rambut masing-masing, berfantasi tentang masa depan yang lebih baik, dan membantu di kandang.

"Kami hidup dengan harapan. Sebagai anak, saya punya perasaan tentang keabadian. Pikiran tentang ditembak dan dibunuh, tidak masuk dalam pikiran saya,” kata Gersten.

Setelah perang usai, Gersten beremigrasi ke New York. Pada tahun 1998, dia bertemu salah satu dari empat saudara Czeslaw yang datang ke Amerika Serikat untuk bekerja sebagai pekerja rumah tangga. Namun  perjumpaan itu dalam percakapan yang sulit, karena Gersten tidak lagi berbicara bahaasa Polandia. Dan setelah ibunya meninggal dua keluarga kehilangan kontak.

Badan Bantuan

Gersten kemudian mengajak Czeslaw  ke rumahnya di Long Island, New York untuk merayakan hari libur Yahudi, Hanukkah, serta hari libur Thanksgiving pada hari Kamis ini.

Gersten memiliki lima anak, 34 cucu dan sembilan cicit. Dia menerima gelar doktor dari Universitas Columbia. Sementara Czeslaw, setelah pensiun dari tentara, bekerja di bidang  keamanan. Ia menikah dan memiliki dua anak perempuan.

Reuni keduanya difasilitasi oleh The Jewish Foundation for the Righteous. Badan ini memberikan bantuan keuangan kepada sekitar 650 orangtua penyelamat dari tragedy Holocaust di Eropa yang membutuhkan bantuan.

Diperkirakan sekitar enam juta orang Yahudi dibunuh oleh Nazi selama Perang Dunia II. Lebih dari setengahnya adalah orang Yahudi di Polandia. Ayah Gersten, saudara perempuan dan tiga saudara lainnya, termasuk di antara mereka yang tewas. (AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home