Selandia Baru Pulihkan Hubungan Diplomatik dengan Israel
WELLINGTON, SATUHARAPAN.COM - Selandia Baru dan Israel menyatakan mereka telah mengatasi krisis diplomatik yang terjadi akibat resolusi PBB yang disponsori Selandia Baru yang mengutuk permukiman Israel. Namun belum jelas apa yang dilakukan oleh Selandia Baru untuk meredakan kemarahan Israel.
Perdana Menteri Selandia Baru, Bill English, hari ini (14/06), dikutip dari abcnews.go.com, menolak mengungkapkan isi surat yang ia kirimkan pekan ini kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, setelah sebelumnya keduanya berbicara lewat telepon. Netanyahu mengatakan duta besar Israel akan kembali ke Selandia Baru menyusul telah adanya komunikasi mereka.
Selandia Baru, bersama Senegal, Venezuela dan Malaysia, bersama-sama mensponsori resolusi Dewan Keamanan PBB Desember lalu yang mengutuk konstruksi permukiman Yahudi di West Bank dan di Yerusalem timur, wilayah yang direbut Israel sejak 1967 dari Yordania yang diklaim oleh Palestina sebagai wilayahnya.
Resolusi itu menyebabkan Netanyahu memanggil duta besar Israel dari Selandia Baru dan Senegal. Hubungan Israel dengan Senegal telah pulih awal bulan ini sedangkan hubungan Israel dengan Venezuela sudah rusak sejak era Huga Chaves pada 2008. Ada pun dengan Malaysia, Israel tidak memiliki hubungan diplomatik.
Juru Bicara Bill English mengatakan surat yang dikirimkan oleh PM Selandia Baru berisi penyesalan atas gangguan yang disebabkan oleh resolusi Dewan PBB atas hubungan kedua negara. Sementara juru bicara Bill English lainnya mengatakan sudah merupakan praktik yang lazim bagi PM Selandia Baru tidak mengungkapkan isi komunikasinya dengan pemimpin dunia lainnya dengan pertimbangan hubungan internasional.
Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Gerry Brownlee, mengatakan surat Bill English kepada Netanyahu tidak berisi permintaan maaf.
"Kita tidak meminta maaf untuk alasan apa pun," kata dia kepada New Zealand Herald.
"Kita hanya mengatakan bahwa sahabat yang saling terasing tidak akan dapat mendiskusikan masalah-masalah ini. Sehingga mampu berdiskusi tentang masalah tersebut sangat penting."
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...