Selasa Sore Rupiah Melemah Menjadi Rp 11.779, IHSG Turun 2,35 Persen
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore bergerak melemah sebesar 257 poin menjadi Rp 11.779 dibanding posisi sebelumnya (25/11) Rp 11.522 per dolar AS.
"Secara luas, `bullish` pada dolar AS berasal dari ekspektasi bahwa the Fed akan mengurangi stimulus moneternya sehingga dampaknya cukup signifikan terhadap mata uang negara berkembang termasuk Indonesia," kata analis Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan jika stimulus keuangan the Fed itu dikurangi maka akan membuat likuiditas dolar AS semakin ketat, apalagi menjelang akhir tahun banyak perusahaan yang membutuhkan dolar AS.
Pada grafik harian, lanjut dia, juga menunjukkan tren penguatan masih cukup dominan pada mata uang AS yang terlihat akan menguji ke level psikologis di kisaran Rp 12.000 per dolar AS.
Ia mengharapkan data ekonomi Indonesia yang akan dirilis pada awal November mendatang mencatatkan hasil positif sehingga tekanan rupiah dapat mereda.
Analis pasar uang Bank Mandiri, Rully Arya Wisnubroto menambahkan, saat ini sentimen penguatan rupiah masih minim, namun jika data neraca transaksi berjalan Indonesia membukukan hasil positif diperkirakan ada peluang penguatan bagi nilai tukar domestik.
"Pelaku pasar masih khawatir terhadap neraca transaksi berjalan," ucapnya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa ini, tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp11.765 dibanding sebelumnya (25/11) di posisi Rp 11.722 per dolar AS.
IHSG Terkoreksi 2,35 Persen
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa ditutup terkoreksi sebesar 2,35 persen seiring masih minimnya sentimen positif di pasar saham.
IHSG BEI ditutup turun sebesar 99,54 poin atau 2,35 persen ke posisi 4.235,26. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 23,38 poin (3,34 persen) ke level 700,21.
"Dalam situasi saat ini, `mood` pelaku pasar cenderung melakukan jual sehingga IHSG kembali terkoreksi, aksi itu didorong dari sentimen pengurangan (tapering-off) stimulus keuangan the Fed," kata Analis PT Anugerah Sekurindo Indah, Bertoni Rio di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, sentimen eksternal itu membuat dolar AS melonjak sehingga menekan mata uang Asia termasuk rupiah dan efeknya ke pasar saham. Pelaku pasar asing juga masih cenderung mengambil posisi lepas saham pada Selasa ini.
Tercatat dalam data transaksi saham di BEI, pelaku pasar asing membukukan jual bersih (foreign net sell) senilai Rp54,541 miliar pada Selasa ini.
Bertoni menambahkan secara teknikal IHSG berpeluang menuju level 4.200 poin, namun setelah itu diharapkan indeks BEI dapat berbalik arah.
Analis HD Capital, Yuganur Wijanarko menambahkan pelemahan nilai tukar rupiah diatas level Rp11.750 per dolar AS menyebabkan pelaku pasar kembali dalam aksi lepas saham sehingga IHSG BEI kembali terkoreksi cukup dalam.
"Dalam kondisi pasar yang cenderung fluktuatif turun, pelaku pasar direkomendasikan untuk melakukan transaksi jangka pendek seraya memantau potensi penguatan secara teknkal terhadap beberapa saham," kata dia.
Transaksi perdagangan saham di BEI tercatat sebanyak 147.562 kali dengan volume mencapai 7,32 miliar lembar saham senilai Rp 8,69 triliun. Efek yang mengalami penguatan sebanyak 60 saham, sebanyak 223 saham melemah, dan yang tidak bergerak nilainya atau stagnan 76 saham.
Bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng melemah 3,17 poin (0,01 persen) ke level 23.681,28, indeks Nikkei-225 turun 103,89 poin (0,67 persen) ke level 15.515,24, dan Straits Times melemah 8,44 poin (0,27 persen) ke posisi 3.172,21. (Ant)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...