Selidiki Asal Virus Corona, Tim Ahli WHO Kunjungi Pasar Huanan Wuhan
Aparat keamanan China di Wuhan menghalangi wartawan mengambil gamabar kegiatan tim ahli WHO.
WUHAN, SATUHARAPAN.COM-Tim ahli yang dipimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyelidiki asal-usul virus corona penyebab COVID-19 di kota Wuhan di China tengah diperkirakan akan mengunjungi pasar Huanan pada Minggu (31/1) malam, pusat makanan laut grosir tempat virus corona baru awalnya terdeteksi.
Akses publik ke pasar, sekarang ditutup dengan penjaga yang bertugas sepanjang waktu, telah sangat dibatasi sejak ditutup pada awal tahun lalu. Sebelum ditutup, itu adalah pasar yang ramai yang terdiri dari ratusan kios yang dibagi menjadi beberapa bagian untuk daging, makanan laut, dan sayuran.
Beberapa diplomat China dan media pemerintah mengatakan mereka percaya pasar bukanlah asal virus, dan telah memberikan dukungan di balik teori lain bahwa virus tersebut berpotensi berasal dari negara lain.
Pada 31 Desember 2019, setelah empat kasus pneumonia misterius dikaitkan dengan pasar itu, dan segera ditutup dalam semalam. Pada akhir Januari, Wuhan telah dikunci selama 76 hari.
Para ahli mengatakan pasar Huanan masih berperan dalam melacak asal-usul virus, sejak kelompok kasus pertama teridentifikasi di sana.
Setelah karantina selama dua pekan di kota itu yang berakhir pada hari Kamis, tim WHO diharapkan mengunjungi laboratorium, pasar, dan rumah sakit di Wuhan.
Belum ada rencana perjalanan pasti yang diumumkan, tetapi WHO mengatakan tim tersebut berencana untuk mengunjungi pasar Huanan dan Institut Virologi Wuhan.
Penyelidikan yang dipimpin WHO di Wuhan telah terganggu oleh penundaan, kekhawatiran atas akses dan pertengkaran antara China dan Amerika Serikat yang menuduh China menyembunyikan sejauh mana wabah awal, dan mengkritik ketentuan kunjungan, di mana para ahli China melakukan tahap pertama penelitian.
Tim tersebut telah ditetapkan untuk tiba di Wuhan pada awal Januari, dan penundaan kunjungan oleh China mengundang kritik publik dari kepala WHO, yang dituduh mantan Presiden AS, Donald Trump, sebagai "China-sentris". (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...