Loading...
INSPIRASI
Penulis: Daniel Herry Iswanto 01:00 WIB | Selasa, 11 November 2014

Semangat Kepahlawanan Arfi dan Arie

Penolakan itu justru dijadikan pemicu dan pemacu semangat bahwa lulusan SMK, bisa!
Arfi dan Arie bersama Susan Peters dan Handry Satriago dari GE (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – Senjata bambu runcing tidak harus kalah dan menyerah melawan alutsista modern yang digunakan Belanda dalam perang kemerdekaan. Itulah semangat kepahlawanan arek Suroboyo dan rakyat Indonesia umumnya dalam menghadapi penjajah Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia pada 10 November 1945.

Semangat kepahlawanan itulah yang menginspirasi Arfi dan Arie bahwa lulusan pendidikan menengah tidaklah mesti kalah melawan pendidikan tinggi. Benar! Arfi dan Arie, yang hanya lulusan SLTA mampu menjadi juara pertama dalam 3D Printing Challenge, yang diselenggarakan General Electric AmerikaSerikat, mengalahkan 700 karya dari 50 negara. Termasuk mengalahkan juara kedua dari Swedish Air Force bergelar Doktor Philosophy dan juara ketiga dari Airbus, seorang Insinyur lulusan Oxford University.

Arfi’an Fuadi (lulusan SMAN 7 Semarang) dan Arie Kurniawan (lulusan SMKN 2 Salatiga) berhasil membuat design jet engine bracket—sebuah alat penggantung mesin jet—yang digunakan untuk mengangkat mesin pesawat terbang paling ringan di dunia. Alat penggantung mesin jet yang ada sekarang ini bobotnya dua ribu tiga puluh tiga (2.033) gram, sementara buatan Arfi dan Arie berbobot 327 gram, hanya 16,35 persen.

Yang menarik, kakak-beradik ini memiliki semangat juang tinggi, baik untuk belajar mandiri, maupun dalam mengembangkan kewirausahaan.  Dengan modal awal 1.5 juta, mereka pada 9 Desember 2009 mendirikan DTECH Engineering, bergerak di bidang mechanical engineering, design optimization/ development and product design service, dan telah melayani 150 klien dari berbagai mancanegara, dengan omset milyaran.

Sekalipun Arie pernah ditolak melanjutkan pendidikan S-1 di Teknik Elektro Undip Semarang, karena lulusan SMK mekanik otomotif, namun tidak menyurutkan kecintaannya pada dunia teknik. Penolakan itu justru dijadikan pemicu dan pemacu semangat bahwa lulusan SMK, bisa!  Hasilnya, kini mereka telah menjadi salah satu pahlawan devisa dengan pendapatan ribuan US dollar, tanpa harus menjadi TKI.

Selamat Hari Pahlawan!

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home