Seminggu IHSG Menguat, Kurs Rupiah Melemah
Data ekonomi dari Federal Reserve membayang-bayangi kurs dolar-rupiah.
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (5/9), ditutup menguat kembali (rebound) sebesar 12,01 poin dibandingkan penutupan Kamis, seiring dengan munculnya kembali aksi beli investor. Namun, walau rupiah menguat, selama seminggu rupiah terus tertekan.
Jika dibanding pembukaan Senin, 5.159,82, IHSG penutupan Jumat, 5.217,33, mengalami penguatan 57,51.
Walau, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore menguat tipis—sebesar tiga poin menjadi Rp 11.747 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 11.750 per dolar AS—jika dibanding pembukaan perdagangan dolar/rupiah Senin, Rp 11.686, mengalami pelemahan 61 poin.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI ditutup menguat sebesar 12,01 poin atau 0,23 persen ke posisi 5.217,33, sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) naik 1,29 poin (0,15 persen) ke level 886,57.
"Aksi beli kembali terjadi setelah mengalami tekanan pada perdagangan hari sebelumnya (Kamis, 4/9)," kata Analis Yuganur Wijanarko di Jakarta, Jumat.
Secara teknikal, lanjut dia, saham-saham berkapitalisasi besar di sektor perbankan, otomotif, dan konsumer mulai membangun momentum untuk mendorong IHSG BEI.
"Indeks BEI diperkirakan masuk ke dalam tren penguatan menuju level 5.251 poin," katanya.
Sementara itu, Tim Analis Teknikal Mandiri Sekuritas dalam kajiannya mengungkapkan bahwa Pemerintah akan mempermudah syarat pengajuan fasilitas pembebasan pajak untuk masa tertentu (tax holiday), serta memperluas sektor-sektor yang layak memperoleh fasilitas itu.
"Revisi aturan `tax holiday` dilakukan agar Indonesia lebih atraktif bagi investor, dan ujungnya dapat meningkatkan daya saing investasi Indonesia, dan dapat berdampak positif terhadap pasar keuangan di dalam negeri," katanya.
Tercatat transaksi perdagangan saham di pasar reguler BEI sebanyak 222.709 kali dengan volume mencapai 5,27 miliar lembar saham senilai Rp 5,30 triliun.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng melemah 57,77 poin (0,23 persen) ke level 25.240,15; indeks Nikkei turun 7,50 poin (0,05 persen) ke level 15.668,68; dan Straits Times melemah 7,53 poin (0,23 persen) ke posisi 3.338,81.
Rupiah Jumat Sore Menguat Menjadi Rp 11.747
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore menguat tipis sebesar tiga poin menjadi Rp 11.747 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 11.750 per dolar AS.
"Dolar AS sedikit melemah terhadap mata uang rupiah menjelang akan dirilisnya data tenaga kerja dan tingkat pengangguran AS," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.
Ia mengemukakan bahwa data dari ADP (Automatic Data Processing) yang dirilis menunjukkan perusahaan swasta AS menambah 204.000 tenaga kerja di bulan Agustus, lebih rendah dari estimasi sebesar 218.000 dan bulan sebelumnya yang direvisi turun menjadi 212.000.
"Data yang di bawah estimasi dari ADP tersebut membuat sebagian pelaku pasar berhati-hati sehingga dolar AS cenderung tertahan penguatannya," katanya.
Namun, ia menambahkan jika data yang keluar sesuai perkiraan atau lebih baik maka potensi dolar AS menguat kembali terbuka dan menguatkan spekulasi bank sentral AS (the Fed) menaikkan suku bunga lebih cepat.
Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova menambahkan bahwa masih adanya sentimen faktor teknikal kembali menjadi penahan mata uang domestik untuk tidak kembali terdepresiasi.
"Sentimen eksternal didominasi dolar AS, sementara di dalam negeri masih `wait and see` terkait kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi," katanya.
Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat ini (5/9), tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp 11.770 dibandingkan posisi sebelumnya di Rp 11.760 per dolar AS. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...