Seniman Tanyakan Nasib TIM ke Pemprov DKI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Seniman-seniman Taman Ismail Marzuki (TIM) dikabarkan ingin melakukan audiensi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Mereka hendak mempertanyakan nasib TIM di masa transisi kepemimpinan yang beberapa waktu lalu diambil alih Pemprov.
Namun Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan belum mendapat laporan perihal audiensi tersebut.
"Mereka belum kasih laporan. Kemarin mereka hanya laporan masalah tenaga kerja yang ada di situ. Itu nanti kami akan seleksi tenaga kerja, yang bagus dipertahankan, yang enggak ya terpaksa diputus," ujar Djarot di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (19/6).
Djarot mengatakan masih akan meninjau pengangkatan tenaga kerja pengelola TIM, mulai dari siapa yang mengangkat hingga siapa yang bertanggungjawab terhadap pengangkatan tersebut.
Tenaga kerja selanjutnya akan berada di bawah naungan unit pengelola teknis (UPT) Pemprov DKI.
"Ini masih transisi dan belum diserahin sepenuhnya pada UPT," kata Djarot.
Sebelumnya, Ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) Irawan Karseno saat dihubungi satuharapan.com menjelaskan, jika dikembalikan pada para pemangku TIM 1968, pusat kesenian ini dinaungi oleh empat institusi, yakni Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Akademi Jakarta (AJ), Institut Kesenian Jakarta (IKJ), dan Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki (PKJ TIM).
“Sebetulnya, PKJ TIM itu adalah pelaksana program-program dari DKJ. Karena itu, kebebasan berekspresi yang menjaga adalah keempat institusi itu,” ujar Irawan Karseno.
Irawan memandang kepentingan penempatan UPT di tubuh TIM hanya untuk update status dan rotasi. Namun seluruh konten, kreasi, dan kebebasan berekspresi dewan kuratornya tetap DKJ.
Sejak didirikan 47 tahun lalu, TIM dikelola badan pelaksana khusus langsung di bawah Gubernur DKI Jakarta. Pengelolaannya dipertanggungjawabkan kepada gubernur lewat sekretaris daerah (Sekda). Kegiatan di TIM didanai oleh hibah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Namun kini hibah itu dialihkan ke APBD. Irawan mengaku untuk TIM, pemerintah menggelontorkan dana sebesar Rp 19 miliar pada 2015.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...