Senin Ini, Israel - Palestina Kembali Berunding
WOSHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Pembicaraan damai secara langsung antara Israel dan Palestina akan melanjutkan kembali hari Senin ini di Washington. Ini merupakan pembicaraan pertama setelah terputus selama tiga tahun. Demikian pernyataan yang dikeluarhan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.
"Pertemuan awal direncanakan berlangsung pada Senin (29/7) malam hingga Selasa (30/7)," kata Juru Bicara Deplu AS, Jen Psaki.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, berbicara dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada hari Minggu.
Delegasi Israel akan dipimpin oleh Menteri Kehakiman, Tzipi Livni, dan Perdana Menteri. Yitzhak Molcho. Sedangkan Palestina akan diwakili oleh Ketua Negosiator, Saeb Erekat, dan atas utusan resmi Partai Fatah, Mohammad Shtayyeh.
Kerry sempat mengumumkan pada 19 Juli di Amman, Yordania, bahwa Israel dan Palestina telah mencapai kesepakatan dasar untuk melanjutkan perundingan. “Pertemuan di Washington akan menandai awal dari pembicaraan tersebut. Mereka akan mengembangkan rencana kerja dan prosedur negosiasi dalam beberapa bulan mendatang," kata Psaki.
Perundingan Israel – Palestina menemui jalan buntu pada September 2010, karena perselisihan mengenai pembangunan pemukiman Israel di Tepi Barat. Palestina mengatakan mereka tidak akan melanjutkan perundingan kecuali pembangunan perumahan itu berhenti.
Palestina menghendaki sebuah negara merdeka di wilayah Tepi Barat dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota, dan kelompok Hamas yang berkuasa di jalur Gaza menghendaki Israel keluar dari wilayah Palestina yang diduduki setelah perang tahun 1967.
Namun pihak Israel menolak keluar dari perbatasan setelah perang tahun 1967 itu, dan juga tidak bersedia mengangkat isu Yerusalem. Yerusalem disebutkan sebagai ibu kota yang terpisahkan dari negara Yahudi.
Editor : Sabar Subekti
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...