Seorang Pendeta Dibunuh ISIS di Mesir
Mufti Al-Azhar Mesir mengutuk serangan itu sebagai pembunuhan keji dan kejahatan terorisme
KAIRO, SATUHARAPAN.COM – Mufti Al-Azhar Mesir, Sheik Ahmed Mohamed El-Tayeb, mengutuk pembunuhan "keji" terhadap seorang pendeta Gereja Koptik Mesir yang ditembak pada hari Kamis (30/6) di Sinai Utara.
Pemimpin Al-Azhar itu mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikutip media setempat, Al Ahram, bahwa serangan itu melanggar "semua ajaran toleran dan semua agama dan tradisi dan norma-norma kemanusiaan yang merupkan kejahatan terorisme dalam segala bentuknya."
Pendeta Rafael Moussa (46 tahun) ditembak di kepala di samping mobilnya di El-Arish, ibu kota Sinai Utara. Di wilayah itu, milter Mesir tengah memburu pemberontakan Islamis.
Serangan itu terjadi ketika rakyat Mesir memperingati tiga tahun penggulingan Presiden Islamis Mohammed Morsi, dan diklaim dilakukan oleh kelompok Mesir yang berafiliasi dengan Negara Islam Iran dan Suriah (NIIS atau ISIS).
Menurut pemberitahuan Kementerian Dalam Negeri Mesir, Pendeta Rafael Moussa, imam pada Gereja St George di Al-Arish. Dia ditembak oleh sekelompok penyerang tak dikenal.
Moussa tengah memperbaiki mobilnya saat ia ditembak. Kelompok Islamis Mesir yang berafiliasi dengan ISIS mengklaim sebagai pelaku dalam pernyataan yang diposting secara online. Mereka menuduh pendeta itu "memerangi Islam." Gereja Koptik Mesir berkabung atas pembunuhan itu.
Pada Juli 2013, menyusul penggulingan Presiden Mohammed Morsi, orang-orang bersenjata juga membunuh pendeta Gereja Koptik lain di Al-Arish.
Pasukan keamanan Mesir bertempur melawan gerilyawan Islamis selama satu dekade di bagian Utara Sinai. Dan warga Kristen di Sinai Utara sering menjadi target oleh kelompok militan Islamis, terutama di Al-Arish.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...