Seorang Pendeta Tewas Ditembak Buron Polisi di Texas
TEXAS, SATUHARAPAN.COM-Seorang pendeta tewas dan dua orang lainnya terluka dalam penembakan di sebuah gereja di Texas Timur pada hari Minggu (3/1) setelah pendeta tersebut menghadapi seorang pria yang bersembunyi dari kejaran polisi di gereja itu semalam, kata seorang sheriff setempat.
Pihak berwenang menggunakan anjing dan drone untuk mencari pria itu pada hari Sabtu (2/1) malam di hutan dekat Winona setelah pengejaran mobil. Pendeta dari Gereja Metodis Starrville di dekatnya menemukan dia bersembunyi di kamar mandi gereja pada Minggu pagi, kata Sheriff Smith County Larry Smith di sebuah konferensi pers.
Smith mengatakan dia tidak tahu mengapa pria itu awalnya dikejar, namun pelat nomor kendaraannya "fiktif".
Pendeta itu mengeluarkan pistol dan memerintahkan pria itu untuk berhenti, kata Smith, tetapi pria itu mengambil senjata itu dan mulai menembak dengan itu. Pendeta itu terbunuh, orang kedua terluka oleh tembakan dan seorang lainnya terluka karena jatuh.
Pria itu kemudian mencuri kendaraan pendeta dan melarikan diri ke timur sebelum ditangkap oleh deputi di dekat Harrison County, kata Smith. Dia mengatakan pria itu dirawat di rumah sakit hari Minggu sore dengan luka tembak di tangannya, tetapi tidak jelas kapan dia ditembak.
Smith menolak untuk mengidentifikasi pendeta, orang lain yang terluka atau tersangka. Sheriff mengatakan tersangka penembakan kemungkinan akan menghadapi dakwaan pembunuhan besar-besaran.
Bukan Motif Agama
Pria itu tampaknya berlindung di gereja karena alasan kenyamanan dan tidak ada yang menunjukkan bahwa penembakan itu dimotivasi oleh permusuhan agama, kata sheriff. “Ini bukan pelanggaran terkait gereja, terkait agama,” kata Smith.
Belum jelas tepatnya kapan pria itu memasuki gereja di Starrville, dekat Winona, sekitar 160 kilometer timur Dallas.
Pejabat Texas memuji tindakan cepat jemaah tersebut, dengan mengatakan hal itu mencegah pembunuhan lebih lanjut dan menunjukkan keefektifan undang-undang senjata permisif negara bagian, termasuk tindakan tahun 2019 yang menegaskan hak pemegang pistol berlisensi untuk membawa senjata di tempat-tempat ibadah.
Undang-undang itu disahkan sebagai tanggapan atas pembantaian tahun 2017 di First Baptist Church of Sutherland Springs, di mana seorang pria secara fatal menembak lebih dari dua lusin orang pada kebaktian hari Minggu sebelum bunuh diri.
Sejak itu, industri rumahan bermunculan di Texas dan negara bagian lain untuk melatih dan mempersenjatai warga sipil untuk melindungi gereja mereka dengan menggunakan teknik dan peralatan penegakan hukum. (AP)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...