Seorang Seniman Mencipta Karya Natural Potret John Lewis
ATLANTA, SATUHARAPAN.COM-Freedom Park di Atlanta saat ini berfungsi ganda, termasuk sebagai kanvas untuk salah satu potret warga kota, mendiang ikon hak-hak sipil dan anggota kongres, John Lewis.
TONTON VIDEONYA, KLIK DI SINI!
Seniman dan aktivis progresif, Stan Herd, menciptakan karya itu, salah satu dari banyak karya yang disebut Earthworks, dengan rumput, tanah dan bahan alami lainnya. Ini terletak di ujung timur John Lewis Freedom Parkway, hanya beberapa menit dari Perpustakaan dan Museum Kepresidenan Jimmy Carter.
“Secara umum, saya berharap dapat menarik perhatian pada tanah, dan orang-orang yang mengerjakan tanah, yang menghargai lanskap dan Ibu Pertiwi. Itu keluargaku," kata Herd kepada Atlanta's Saporta Report pada bulan Januari. “Saya juga telah terlibat, sepanjang hidup saya, dalam meminjamkan seni untuk tujuan dan masalah serta pemikiran dan opini yang telah mengubah dunia. Itu adalah John Lewis."
Timnya telah merancang potret serupa di seluruh dunia. Dia membuat representasi yang diturunkan dari bumi untuk Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris di sebuah pertanian dekat Lawrence, Kansas, tahun lalu, sementara keduanya masih dalam masa kampanye.
Karya seni instalasi itu memang bersifat sementara, hanya bertahan selama alam mengizinkan, akhirnya memudar.
Lewis meninggal pada bulan Juli di usia 80 tahun setelah berjuang melawan kanker pankreas. Dia bertugas di DPR selama 33 tahun mewakili Distrik Kongres ke-5 Georgia, yang mencakup sebagian besar Atlanta.
Dia berperan dalam perjuangan hak-hak sipil bergabung dengan gerakan yang dipimpin Martin Luther King Jr, saat masih muda di tahun 1960-an. Dia membantu mendirikan Komite Koordinasi Non-Kekerasan Mahasiswa dan termasuk di antara Penumpang Kebebasan asli yang menantang terminal bus terpisah di Selatan. Lewis juga orang termuda yang berbicara di “March on Washington” tahun 1963.
Dia yang paling terkait dengan upaya untuk mengamankan dan melindungi hak suara. Lewis memimpin pengunjuk rasa dalam pawai Minggu Berdarah 1965 melintasi Jembatan Edmund Pettus di Selma, Alabama, di mana tengkoraknya retak oleh pukulan polisi, dan merupakan kekuatan pendorong di belakang undang-undang hak suara di AS selama beberapa dekade. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...