Separoh Jumlah Terinfeksi Varian Delta di Israel Sudah Divaksin Penuh

TEL AVIV, SATUHARAPAN.COM-Hampir setengah dari jumlah orang dewasa yang terinfeksi varian Delta COVID-19 di Israel telah divaksinasi penuh dengan vaksin Pfizer, menurut laporan The Wall Street Journal (WSJ) melaporkan pada hari Jumat.

Otoritas kesehatan Israel menemukan bahwa sekitar 90 persen dari infeksi baru kemungkinan besar disebabkan oleh varian Delta, Ran Balicer, seorang ahli yang memimpin panel penasehat COVID-19 untuk pemerintah, mengatakan kepada WSJ.

Varian Delta, yang pertama kali terdeteksi di India pada akhir 2020, mengandung mutasi yang membuatnya lebih mudah menular. Sebuah studi oleh Public Health England (PHE) menemukan bahwa strain Delta 50 hingga 60 persen lebih mudah menular daripada varian Alpha COVID-19.

Sementara itu, anak-anak di bawah usia 12 tahun, sebagian besar belum divaksinasi, menyumbang hampir setengah dari jumlah kasus infeksi.

Wabah itu mendorong pemerintah Israel untuk menerapkan kembali aturan mengenakan masker, serta pembatasan COVID-19 lainnya, untuk menahan penyebaran varian Delta.

Persyaratan untuk memakai masker di dalam ruangan telah dihapus beberapa pekan yang lalu, tetapi pemerintah memutuskan untuk membatalkan keputusan itu untuk mengatasi strain yang sangat menular.

“Masuknya varian Delta telah mengubah dinamika transmisi,” kata WSJ mengutip Balicer.

Negara ini memimpin salah satu kampanye imunisasi tercepat dan paling efektif di dunia, dengan sekitar 80 persen orang dewasa (di atas 16 tahun) divaksinasi dengan dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech.

Menurut data COVID-19 dari Reuters, infeksi harian Israel saat ini rata-rata sekitar 124. Pada hari Minggu, total kasus yang didiagnosis dan kematian akibat COVID-19 di negara itu sejak awal pandemi masing-masing mencapai 840.638 dan 6.249.

Upaya vaksinasi Israel rata-rata sekitar 5.182 dosis yang diberikan per hari. Jika negara itu terus memvaksinasi pada tingkat ini, dibutuhkan 350 hari lagi untuk memberikan dosis yang cukup untuk 10 persen populasinya, menurut laporan Reuters.

Editor : Sabar Subekti