Serangan Al-Shabaab di Nairobi Dilakukan dengan Perencanaan Matang
NAIROBI, SATUHARPAN.COM – Serangan di pusat perbelanjaan di Nairobi, Kenya diperkirakan dilakukan dengan perencanaan matang yang dilakukan sebelum serangan.
Kelompok yang disebut Gerilyawan Al-Shabaab Somalia itu pada hari Sabtu (21/9) menyerang kawasan tersebut dan setidaknya menewaskan 67 orang. Mereka juga menyandera sejumlah orang dan terlibat baku tembak dengan polisi dan militer hingga Selasa (24/9).
Berbagai media melaporkan, gerilyawan Al-Shabaab berbicara dalam bahasa Inggris, dan mereka menjalani pelatihan di Somalia selama beberapa pekan sebelum serangan. namun rencana serangan dilakukan di Somalia.
New York Times menyebutkan bahwa sedikitnya dua dari para penyerang itu adalah wanita. Selain itu, ada laporan yang menyebutkan kemungkinan mereka dipimpin oleh militan dari Inggris yang bernama Samantha Lewthwaite. Dia dikenal dengan sebutan "Janda Putih" dan seorang mualaf. Dia janda dari penyerang bom bunuh diri yang beraksi di kota London pada Juli 2005.
Penyelidik menyebutkan bahwa gerilyawan ini memiliki cetak biru mall tersebut dan menyembunyikan senjata mesin di salah satu toko. Beberapa militan juga membawa pakaian ganti, dan melepaskan seragam militer untuk melarikan diri dan berbaur dengan warga sipil, serta meninggalkan senjata.
Badan intelijen masih menunggu hasil uji DNA pada sejumlah penyerang yang ditangkap dan tewas. Hal itu untuk memastikan apakah mereka direkrut dari Amerika Serikat, Inggris atau tempat lain di luar Somalia.
Kenya telah menjadi tempat tinggal banyak warga Somalia sejak negara itu dilanda gelombang serangan untuk memburu kelompok teroris. Kota-kota itu adalah Nairobi dan kota pelabuhan Mombasa, dan Garissa.
Pasukan Kenya memasuki Somalia pada Oktober 2011 untuk menumpas kelompok gerilya garis keras Al-Shabaab, yang mereka tuduh bertanggung jawab atas penculikan dan serangan bom di wilayah Kenya.
Al-Shabaab merupakan kelompok gerilyawan Somalia yang berkaitan dengan Al-Qaeda. Mereka mengobarkan perang selama beberapa tahun untuk menumbangkan pemerintah yang didukung Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...