Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 10:37 WIB | Senin, 26 Agustus 2024

Serangan Balasan Hizbullah ke Israel Tertunda karena Mobilisasi Militer Israel dan AS

Hizbullah sebelumnya lakukan serangan dengan ratusan roket terhadap Israel, namun Israel menyebutkan serangan itu digagalkan.
Serangan Balasan Hizbullah ke Israel Tertunda karena Mobilisasi Militer Israel dan AS
Pemimpin Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah berbicara dalam pidato yang disiarkan televisi hari Minggu (25/8). (Foto: Reuters)
Serangan Balasan Hizbullah ke Israel Tertunda karena Mobilisasi Militer Israel dan AS
Foto ini diambil dari posisi di Israel utara menunjukkan jet tempur Angkatan Udara Israel melepaskan suar saat terbang untuk mencegat pesawat musuh yang diluncurkan dari Lebanon di atas wilayah perbatasan dengan Lebanon selatan pada 25 Agustus 2024. (Foto: AFP)
Serangan Balasan Hizbullah ke Israel Tertunda karena Mobilisasi Militer Israel dan AS
Warga berjalan di samping bangunan yang rusak akibat roket yang ditembakkan dari Lebanon di kota pesisir Acre, Israel, pada 25 Agustus 2024. (Foto: AFP)

BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengatakan pada hari Minggu (25/8) bahwa kelompoknya akan menilai dampak serangan roket dan pesawat nirawaknya terhadap target militer Israel pada hari sebelumnya sebelum menentukan apakah akan melakukan serangan lebih lanjut untuk membalas dendam atas komandan yang terbunuh.

Pemimpin kelompok bersenjata Lebanon itu mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi bahwa mereka telah mampu melakukan serangannya "seperti yang direncanakan," membantah pernyataan militer Israel bahwa serangan pendahuluannya telah menghentikan serangan yang lebih luas oleh kelompok itu.

Nasrallah, berbicara sekitar 12 jam setelah baku tembak paling intens antara Hizbullah yang didukung Iran dan Israel sejak permusuhan pecah bersamaan dengan perang di Gaza, mengatakan kelompok itu sengaja menahan diri untuk tidak menargetkan warga sipil atau infrastruktur publik, termasuk Bandara Ben Gurion di Tel Aviv.

Ia mengatakan target utama kelompok itu adalah pangkalan intelijen militer sekitar 110 kilometer (70 mil) di dalam wilayah Israel – serangan terdalam sejauh ini dan hanya 1,5 kilometer (1 mil) di utara Tel Aviv.

Nasrallah mengatakan kelompok itu akan menilai hasil operasi tersebut, sebagai balasan atas pembunuhan komandan utama Hizbullah Fuad Shukr oleh Israel di pinggiran Beirut bulan lalu. “Jika hasilnya tidak cukup, maka kami berhak untuk menanggapi lain waktu,” kata Nasrallah.

Pejuang Hizbullah telah meluncurkan lebih dari 300 roket Katyusha untuk mengalihkan pertahanan Iron Dome Israel sebelum mengirim pesawat nirawak serang, katanya.

Pesawat nirawak tersebut termasuk yang ditembakkan dari Lembah Bekaa timur, yang pertama bagi kelompok itu, katanya. Tidak ada peluncur pesawat nirawak atau roket yang rusak dalam serangan pendahuluan Israel, katanya.

Ditunda Karena Mobilisassi Militer AS

Nasrallah mengatakan Hizbullah tidak merencanakan serangan yang lebih besar, dan secara khusus membantah pernyataan militer Israel bahwa kelompok itu bermaksud menembakkan ribuan proyektil.

Namun, ia mengakui bahwa operasi tersebut telah ditunda karena beberapa alasan, termasuk apa yang disebutnya sebagai "mobilisasi" aset militer Israel dan Amerika di wilayah tersebut.

Seorang pejabat Hizbullah mengatakan pada hari Minggu bahwa kelompok itu "berusaha" untuk memastikan serangan roket dan pesawat nirawaknya terhadap Israel pada hari Minggu sebagai pembalasan atas pembunuhan seorang komandan tinggi bulan lalu tidak akan memicu perang skala penuh.

Pejabat itu, dalam komentar tertulis yang dibagikan dengan outlet media, mengatakan tanggapan kelompok itu terhadap pembunuhan Fuad Shukur pada 30 Juli telah tertunda oleh "pertimbangan politik," terutama di antaranya pembicaraan yang sedang berlangsung tentang gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera untuk Jalur Gaza.

Serangan Digagalkan

Hizbullah yang didukung Iran meluncurkan ratusan roket dan pesawat nirawak ke Israel pada Minggu pagi, sementara militer Israel mengatakan pihaknya menyerang Lebanon dengan sekitar 100 jet untuk menggagalkan serangan yang lebih besar, dalam salah satu bentrokan terbesar dalam lebih dari 10 bulan perang perbatasan.

Tiga kematian dikonfirmasi di Lebanon dan tidak ada di Israel, di mana kerusakan tampaknya terbatas. Hizbullah mengindikasikan pihaknya belum merencanakan serangan lebih lanjut. Menteri luar negeri Israel mengatakan negara itu tidak menginginkan perang skala penuh.

Kelompok Lebanon itu mengatakan telah menembakkan 320 roket Katyusha ke Israel dan mengenai 11 target militer dalam apa yang disebutnya sebagai tahap pertama pembalasannya atas pembunuhan Shukur oleh Israel.

Militer Israel mengatakan telah menggagalkan serangan yang jauh lebih besar dengan serangan udara pendahuluan setelah menilai bahwa Hizbullah sedang bersiap untuk meluncurkan rentetan serangan, menggunakan 100 jet untuk menyerang lebih dari 40 lokasi peluncuran Hizbullah di Lebanon selatan.

Serangan itu menghancurkan ribuan laras peluncur, yang sebagian besar ditujukan ke Israel utara tetapi juga menargetkan beberapa wilayah tengah, kata militer Israel.

Hizbullah menolak pernyataan Israel bahwa serangan kelompok itu telah digagalkan dengan serangan pendahuluan, dengan mengatakan bahwa mereka telah mampu meluncurkan pesawat nirawaknya sesuai rencana dan bahwa sisa tanggapannya terhadap pembunuhan Shukr akan memakan waktu.

Desakan De-eskalasi

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan Perdana Menteri Lebanon mendesak de-eskalasi pada hari Minggu setelah Israel menyerang Lebanon dan Hizbullah mengatakan pihaknya melancarkan serangan terhadap posisi Israel, dalam eskalasi besar permusuhan lintas perbatasan.

Kantor koordinator khusus PBB untuk Lebanon dan Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-bangsa di Lebanon (UNIFIL) "menyerukan kepada semua pihak untuk menghentikan tembakan dan menahan diri dari tindakan eskalasi lebih lanjut", kata pernyataan bersama, yang menggambarkan perkembangan terbaru sebagai "mengkhawatirkan."

"Kembali ke penghentian permusuhan, diikuti dengan penerapan resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, adalah satu-satunya cara berkelanjutan ke depan," pernyataan itu menambahkan.

Resolusi tersebut mengakhiri konflik tahun 2006 antara Israel dan Hizbullah dan menyerukan agar tentara Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-bangsa menjadi satu-satunya angkatan bersenjata yang dikerahkan di Lebanon selatan.

Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, pada hari Minggu (25/8) mengatakan kepada para menteri dalam sebuah pertemuan darurat bahwa ia telah mengadakan "serangkaian kontak dengan teman-teman Lebanon untuk menghentikan eskalasi".

"Yang diperlukan adalah menghentikan agresi Israel terlebih dahulu, dan menerapkan Resolusi 1701," kata sebuah pernyataan dari kantornya.

Mikati juga menekankan "dukungan Lebanon untuk upaya internasional yang dapat mengarah pada gencatan senjata di Gaza", menurut pernyataan tersebut.

Hizbullah yang didukung Iran telah bertukar tembakan secara berkala dengan Israel untuk mendukung sekutunya Hamas sejak serangan kelompok militan Palestina pada tanggal 7 Oktober terhadap Israel memicu perang Gaza.

Seruan telah meningkat untuk penerapan penuh Resolusi PBB 1701 sebagai cara untuk mengakhiri kekerasan saat ini. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home