Serangan Besar-besaran Rusia ke Kiev, Ukraina, 31 Warga Sipil Tewas
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Rusia melancarkan salah satu serangan rudal terbesarnya ke Ukraina pada hari Jumat (29/12), menewaskan 31 warga sipil, melukai lebih dari 120 orang dan menghantam bangunan tempat tinggal di Kiev, bagian selatan dan barat negara itu serta bangsal bersalin di bagian timur, kata para pejabat.
Sementara anggota NATO, Polandia, mengatakan sebuah rudal Rusia tampaknya telah terbang ke wilayah udaranya sejauh sekitar 40 kilometer sebelum kembalike Ukraina kurang dari tiga menit kemudian. Belum ada komentar langsung dari Moskow, dan NATO mengatakan pihaknya tetap “waspada.”
Kementerian luar negeri Ukraina mengatakan serangan udara besar-besaran yang terjadi pada akhir tahun ini menunjukkan “tidak boleh ada pembicaraan mengenai gencatan senjata” dengan Kremlin pada saat ketidakpastian masih membayangi mengenai masa depan dukungan Barat untuk Kiev.
“Hari ini, jutaan warga Ukraina terbangun karena suara ledakan yang keras. Saya berharap suara ledakan di Ukraina dapat terdengar di seluruh dunia,” kata Menteri Luar Negeri, Dmytro Kuleba, mendesak sekutunya untuk terus memberikan bantuan militer jangka panjang.
Di ibu kota Kiev, sedikitnya sembilan orang tewas dan 30 orang dipastikan terluka setelah sebuah gudang, bangunan tempat tinggal, dan properti tak berpenghuni lainnya dihantam, kata para pejabat.
Mariia, warga Kiev, mengatakan kepada Reuters bahwa dia terbangun oleh “suara mengerikan” dan berlindung di kamar mandinya.
“Itu sangat menakutkan. Sebuah rudal terbang dan semuanya berdengung dan berputar. Saya tidak tahu harus berbuat apa. Saya ingin lari ke tempat penampungan,” katanya. “Saat saya masuk ke dalam kamar mandi, cerminnya terbang.”
Angkatan udara mengatakan telah menembak jatuh 87 rudal jelajah dan 27 drone dari total 158 “target” udara yang ditembakkan Rusia.
Panglima Angkatan Darat, Jenderal Valeriy Zaluzhnyi, mengatakan serangan itu menargetkan infrastruktur penting serta fasilitas industri dan militer.
“Rusia menyerang dengan segala yang dimilikinya… Sekitar 110 rudal ditembakkan, sebagian besar ditembak jatuh,” kata Presiden Volodymyr Zelenskyy melalui pesan Telegram.
Ukraina telah memperingatkan selama beberapa pekan bahwa Rusia mungkin menimbun rudal untuk melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap sistem energinya. Musim dingin lalu, jutaan orang berada dalam kegelapan ketika serangan Rusia menghantam jaringan listrik.
“Jelas bahwa dengan stok rudal yang dimiliki negara agresor, mereka dapat dan akan melanjutkan serangan semacam itu,” kata Menteri Pertahanan Ukraina, Rustem Umerov, melalui Facebook.
Serangan itu adalah “salah satu serangan rudal terbesar terhadap kota-kota dan desa-desa Ukraina” sejak Rusia melancarkan invasi pada Februari 2022, kata kementerian luar negeri.
Dalam rangkuman aktivitas militer Rusia pekan ini, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya telah melakukan satu serangan “besar-besaran” terhadap Ukraina sejak 23 Desember, namun tidak memberikan penjelasan spesifik.
Kerusakan Luas Dilaporkan
Kantor kepresidenan menyebutkan jumlah korban tewas sebanyak 26 orang, namun pernyataan dari berbagai daerah mengindikasikan sedikitnya 31 orang tewas.
Saat tim penyelamat mencari puing-puing akibat serangan yang menghantam sebuah rumah di tenggara kota Zaporizhzhia, Viktor Chuhunov, 73 tahun, mengatakan kepada Reuters bahwa dia sedang berada di rumah ketika dia tiba-tiba mendengar ledakan dahsyat.
“Seorang perempuan meninggal di sini. Saya tidak tahu apakah anaknya ada di rumah, mungkin dia sedang bekerja,” katanya tentang rumah yang hancur.
Delapan orang tewas dan 13 lainnya luka-luka di wilayah tenggara Zaporizhzhia, kata gubernur. Fasilitas infrastruktur sipil juga terkena dampaknya, katanya.
Enam orang tewas di wilayah tengah Dnipropetrovsk di mana rudal menghantam sebuah pusat perbelanjaan, sebuah rumah dan sebuah bangunan tempat tinggal enam lantai, kata gubernur. Serangan itu juga menyebabkan kebakaran di bangsal bersalin, katanya.
Empat orang tewas di kota pelabuhan Laut Hitam Odesa dan sedikitnya 22 orang terluka, termasuk dua anak-anak, kata gubernur regional, melaporkan serangan terhadap bangunan tempat tinggal.
Satu orang tewas di sebuah bangunan tempat tinggal bertingkat yang rusak di kota Lviv dan 30 lainnya luka-luka, kata gubernur daerah. Tiga sekolah dan satu taman kanak-kanak rusak, kata walikota.
Di kota Kharkiv di timur laut, serangan rudal merusak gudang, fasilitas industri, fasilitas medis dan depot transportasi, kata gubernur daerah. Tiga orang tewas dan 13 luka-luka.
Presiden Kunjungi Garis Depan Pertempuran
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan pada hari Jumat bahwa ia telah mengunjungi kota Avdiivka di Ukraina timur, yang sering diserang oleh pasukan Rusia.
“Avdiivka, saya mengunjungi posisi brigade mekanik ke-110,” tulisnya di Telegram bersama dengan video dirinya di di depan papan nama kota, pemberian medali kepada tentara. “Ini adalah salah satu area tersulit di garis depan,” tulisnya.
“Saya berterima kasih kepada semua orang yang berada di garis depan (pertempuran) atas pengabdian mereka, karena tahun ini seluruh negara selamat berkat tentaranya,” katanya.
Zelenskyy telah mengunjungi garis depan beberapa kali sejak Rusia menyerang Ukraina pada Februari 2022, termasuk lokasi beberapa pertempuran paling mematikan, seperti kota Bakhmut di bagian timur.
Pasukan Rusia telah berusaha selama berbulan-bulan untuk mengepung Avdiivka, yang dulunya merupakan pusat industri di wilayah timur Donbas.
Wilayah ini menjadi lokasi pertempuran utama sejak serangan balasan Ukraina gagal menembus garis pertahanan Rusia.
Rusia pekan ini mengklaim telah merebut kota lain di wilayah tersebut, Maryinka, dan pasukan Ukraina mengonfirmasi bahwa mereka telah mundur ke pinggiran kota tersebut. (Reuters/AFP)
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...