Serangan ISIS di Kirkuk Sudah Berakhir
KIRKUK, SATUHARAPAN.COM - Pasukan keamanan Irak pada Senin (24/10) mengakhiri serangan ISIS di Kota Kirkuk, Ibu Kota Provinsi Kirkuk, menewaskan sedikitnya 74 ekstremis dalam bentrokan selama tiga hari, kata Gubernur Provinsi Kirkuk, Najmeddin Karim.
“Serangan itu sudah berakhir dan kehidupan sudah kembali normal,” kata Karim kepada AFP.
“Pasukan keamanan menewaskan lebih dari 74 teroris Daesh (ISIS) dan menahan beberapa lainnya, termasuk pemimpin mereka.”
Karim mengatakan pengakuan awal pemimpinnya mengonfirmasi laporan bahwa sekitar 100 pejuang menyerang Kirkuk pada Jumat pagi, sebagian di antaranya adalah mata-mata yang bergabung dengan militan untuk menyusup ke kota tersebut.
Beberapa penyerang juga diduga kabur pada Sabtu, kemudian bentrok dengan pasukan keamanan di sejumlah wilayah pedesaan di timur Kirkuk.
Serangan besar itu menyebabkan bentrokan selama tiga hari yang menewaskan sedikitnya 46 orang, sebagian besar anggota pasukan keamanan, dan kota yang dikuasai Kurdi tersebut menjalani jam malam.
Serangan mendadak ISIS ke Kota Kirkuk, yang terletak di wilayah kaya minyak sekitar 240 kilometer utara Baghdad, tampaknya merupakan upaya ISIS untuk mengalihkan perhatian dari Mosul.
Sementara itu pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa koalisi pimpinan AS yang menyerang ISIS telah melancarkan serangkaian serangan udara yang tidak pernah dilakukan sebelumnya dalam rangka mendukung operasi Irak untuk merebut kembali Mosul.
Sepekan setelah pasukan Irak melancarkan serangan untuk mengusir ekstremis ISIS dari benteng utama terakhir mereka di Irak, utusan AS untuk koalisi anti-ISIS mengatakan pada Senin bahwa perang udara itu telah mencapai level tertinggi.
“Sejauh ini semua target tercapai dan lebih banyak serangan udara dilancarkan koalisi dibandingkan perang lain selama tujuh hari untuk melawan ISIL,” kata Brett McGurk di Twitter, menggunakan nama lain ISIS.
“Ada 32 serangan dengan 1.776 amunisi ditembakkan ke arah Daesh (ISIS) di pekan 17-23 Oktober,” kata juru bicara koalisi, Kolonel John Dorrian, kepada AFP.
Dorrian menekankan bahwa tiap serangan mencakup target ganda dalam periode beberapa jam.
“Serangan itu menghancurkan 136 posisi tempur Daesh, menghancurkan 18 terowongan yang digunakan musuh untuk bersembunyi dan menyusup, serta menghancurkan 26 bom rakitan yang dipasang di kendaraan, salah satunya,” ujarnya.
Menteri Pertahanan AS Ashton Carter berada di Irak pada Sabtu dan Minggu untuk meninjau operasi militer tersebut, yang terbesar di negara itu sejak pasukan AS mundur pada 2011. (AFP)
Mencegah Kebotakan di Usia 30an
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut rontok, terutama di usia muda, bisa menjadi hal yang membuat frust...