Serangan ke Damaskus, Diduga oleh Israel, Bunuh Kepala Intelijen IRGC Iran
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Serangan yang diduga dilakukan oleh Israel di Damaskus menewaskan kepala intelijen Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran untuk Suriah dan wakilnya serta dua anggota Garda lainnya pada hari Sabtu (20/1), kata media Iran.
“Kepala intel Garda Revolusi Islam (IRGC) Suriah, wakilnya dan dua anggota Garda lainnya menjadi martir dalam serangan terhadap Suriah oleh Israel,” kata kantor berita Iran, Mehr, mengutip sumber informasi namun tidak disebutkan namanya.
Laporan lokal di Suriah menyebutkan sedikitnya lima orang tewas dalam serangan tersebut.
Seorang pejabat kelompok yang didukung Iran di Timur Tengah mengatakan kepada The Associated Press bahwa bangunan tersebut digunakan oleh pejabat Garda Revolusi Isl;am (IRGC) Iran, dan menambahkan bahwa “rudal Israel” menghancurkan seluruh bangunan.
Media pemerintah Suriah juga menyalahkan serangan tersebut sebagai “agresi Israel.”
Sebuah sumber keamanan, yang merupakan bagian dari jaringan kelompok yang dekat dengan pemerintah Suriah dan sekutu utamanya Iran, mengatakan bahwa gedung bertingkat tersebut digunakan oleh para penasihat Iran yang mendukung pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad, dan bahwa gedung tersebut diratakan seluruhnya dengan “rudal Israel yang menargetkan sasaran secara presisi.”
Tidak ada konfirmasi dari Israel, yang jarang berkomentar mengenai dugaan serangan di Suriah.
Juru bicara Jihad Islam Palestina mengatakan tidak ada anggota kelompok teror yang terluka dalam serangan tersebut, menyusul laporan bahwa beberapa orang berada di gedung yang dibom. Laporan media Ibrani dan Arab yang tidak bersumber pada awalnya mengatakan bahwa wakil PIJ Akram al-Ajouri juga tewas dalam serangan itu.
Serangan itu dilakukan di lingkungan Mazzeh, zona keamanan tinggi yang merupakan markas besar dan kedutaan besar PBB.
Seorang pedagang kelontong di dekat lokasi serangan mengatakan dia mendengar lima ledakan berturut-turut sekitar pukul 10:15, dan menambahkan bahwa dia kemudian menyaksikan mayat seorang pria dan seorang perempuan dibawa pergi serta tiga orang terluka.
“Tokonya bergetar. Saya diam di dalam selama beberapa detik lalu keluar dan melihat asap mengepul dari belakang masjid,” kata pria yang meminta agar namanya tidak dicantumkan demi alasan keamanan.
Dugaan serangan Israel terjadi beberapa hari setelah Iran menembakkan rudal ke apa yang disebutnya sebagai “markas mata-mata” Israel di lingkungan kelas atas dekat kompleks Konsulat Amerika Serikat di Erbil, pusat wilayah semi otonom Kurdi di Irak utara.
Bulan lalu, perwira senior IRGC, Brigjen. Jenderal Razi Mousavi, terbunuh dalam dugaan serangan udara Israel di Damaskus, yang memicu ancaman tindakan pembalasan dari Iran.
Beberapa pekan terakhir telah terjadi beberapa dugaan serangan terhadap lokasi-lokasi di Suriah sebagai bagian dari upaya Israel untuk mencegah Iran memasok senjata kepada proksinya, Hizbullah, yang telah meningkatkan serangan terhadap Israel utara selama beberapa bulan terakhir di tengah perang yang sedang berlangsung di Gaza.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengatakan kepada rekannya dari Amerika Lloyd Austin pada hari Kamis malam bahwa Israel mendekati titik keputusan mengenai Lebanon dan konflik dengan Hizbullah yang didukung Iran.
Para pejabat Lebanon mengatakan pada hari Kamis bahwa Hizbullah telah menolak usulan awal Washington untuk menghentikan bentrokan dengan Israel, termasuk menarik pejuangnya lebih jauh dari perbatasan, namun tetap terbuka terhadap diplomasi AS untuk menghindari perang yang menghancurkan.
Komentar Gallant tersebut menyusul pernyataan serupa yang disampaikan oleh Kepala Staf IDF (Pasukan Pertahanan Israel), Herzi Halevi, awal pekan ini, yang mengatakan perang di wilayah utara dalam beberapa bulan mendatang akan semakin mungkin terjadi.
Sejak 8 Oktober, sehari setelah serangan mematikan Hamas di Israel selatan, Hizbullah hampir setiap hari terlibat dalam serangan lintas batas, meluncurkan roket, drone, dan rudal ke Israel utara dalam kampanye yang dikatakan mendukung Hamas.
Serangan tersebut memaksa sebagian besar warga yang berada beberapa kilometer dari perbatasan untuk mengungsi. Israel telah merespons dengan serangan rutinnya terhadap sasaran-sasaran Hizbullah, dan telah memperingatkan bahwa mereka tidak akan bisa mentolerir kehadiran teroris yang terus berlanjut di perbatasan.
Kelompok teror Hamas yang didukung Iran melancarkan serangan besar-besaran pada tanggal 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel dan menculik 240 orang, sebagian besar warga sipil, di tengah tindakan kebrutalan dan kekerasan seksual yang mengerikan.
Sebagai tanggapan, Israel berjanji untuk melenyapkan Hamas, meluncurkan kampanye militer skala besar di Gaza yang bertujuan menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan kelompok tersebut.
Iran, yang mendukung Hamas baik secara finansial maupun militer, memuji serangan dahsyat pada 7 Oktober itu sebagai sebuah “sukses” namun membantah terlibat langsung. (AFP/ToI)
Editor : Sabar Subekti
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...