Serangan Pemberontak Sekutu Al Nusra Ancam Gencatan Senjata
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM - Kelompok yang berafiliasi dengan Al-Qaeda Suriah mendorong kelompok pemberontak melakukan serangan di wilayah utara, tengah dan pesisir Suriah pada hari Senin (11/4). Hal itu memicu lonjakan kekerasan dan bisa mengancam gencatan senjata untuk pembicaraan damai Suriah, menurut laporan kelompok monitoring.
Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS atau ISIS) juga mengambil kembali kendali atas kota Al-Rai di dekat perbatasan dengan Turki, di mana kelompok pemberontak telah dikalahnkan pekan lalu, kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.
Gencatan senjata di Suriah tidak termasuk perlawanan terhadap kelompok yang berafiliasi dengan Al-Qaeda, Front Al-Nusra atau kelompok ISIS. Gencatan senjata itu ditengahi oleh Amerika Serikat dan Rusia dan mulai berlaku pada 27 Februari.
Menurut Observatorium, faktanya kelompok pemberontak berjuang bersama Front Al-Nusra di dalam serangan yang luas, sementara pasukan rezim menyerang balik, dan memicu kekhawatiran terhadap ketahanan gencatan senjata yang makin goyah.
"Al-Nusra dan sekutu kelompok pemberontak melancarkan tiga serangan yang berkaitan" di garis depan di Aleppo, Hama dan Provinsi Latakia provinsi, kata Direktur Observatorium, Rami Abdel Rahman kepada AFP.
Al Nusra dan ISIS
Sejauh ini, mereka telah menguasai puncak bukit di Provinsi Latakia, jantung dari kelompok sekter Alawit dari Presiden Suriah, Bashar Al-Assad, kata kelompok itu.
"Ini adalah serangan Front Al-Nusra yang telah diperingatkan akan dilakukan beberapa pekan lalu," kata Abdel Rahman.
Dia merujuk ancaman yang dikeluarkan oleh kelompok jihad itu ketika Presiden Rusia, Vladimir Putin, pendukung utama rezim Al-Assad, mengumumkan penarikan sebagian pasukan Rusia dari Suriah bulan lalu.
Sebuah sumber militer mengkonfirmasi bahwa serangan itu terjadi. "Kelompok-kelompok bersenjata mencoba untuk menyerang beberapa posisi militer di Latakia dan Hama, namun mereka tidak berhasil membuat kemajuan apapun," kata sumber itu kepada AFP tanpa menyebut nama.
Di wilayah utara, kelompok militan ISIS menguasai kembali kota Al-Rai, rute pasokan utama mereka dari negara tetangga Turki, kata Observatorium.
Pemberontak yang berperang melawan ISIS mengambil Al-Rai pekan lalu dalam dua hari pertempuran. "Fakta bahwa pemberontak tidak bisa mempertahankan Al-Rai menunjukkan bahwa tidak mungkin untuk mempertahankan garis depan melawan kelompok ISIS tanpa bantuan serangan udara yang memadai," kata Abdel Rahman.
Mengancam Gencatan Senjata
Kekerasan terbaru itu terjadi menjelang babak baru perundingan perdamaian di Jenewa hari Rabu (13/4) besok, dengan negosiasi tidak langsung antara pemerintah dan oposisi delegasi.
"Baik Front Al-Nusra mauoun ISIS memiliki kepentingan menghancurkan gencatan senjata atau solusi damai untuk perang Suriah, karena kalau perang harus berakhir, mereka tidak lagi memiliki peran," kata Abdel Rahman.
Konflik Suriah meletus pada Maret 2011 dengan protes anti-pemerintah tetapi telah berkembang menjadi sebuah perang multi dimensi dan melibatkan kekuatan regional.
Gereja-gereja di Ukraina: Perdamaian Dapat Dibangun Hanya At...
WARSAWA, SATUHARAPAN.COM-Pada Konsultasi Eropa tentang perdamaian yang adil di Warsawa, para ahli da...