Serangan Siber Massal, Peretas Menuntut US$ 70 Juta
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Para peretas (hackers) yang diduga berada di balik serangan malware untuk tebusan massal yang memengaruhi ratusan perusahaan di seluruh dunia pada hari Minggu (4/7) malam. Peretas menuntut US$ 70 juta (setara lebih dari satu triliun rupiah) untuk memulihkan data, menurut sebuah posting di situs web gelap, dikutip Reuters.
Permintaan itu diposting di situs yang biasanya digunakan oleh geng kejahatan dunia maya “REvil”, sebuah kelompok yang terkait dengan Rusia, yang termasuk di antara pemeras paling produktif di dunia kejahatan dunia maya.
Geng memiliki struktur afiliasi, kadang-kadang membuat sulit untuk menentukan siapa yang berbicara atas nama peretas, tetapi Allan Liska dari perusahaan keamanan siber Recorded Future mengatakan pesan itu "hampir pasti" datang dari kepemimpinan inti “REvil”.
Kelompok tersebut belum menanggapi upaya Reuters untuk menghubunginya untuk dimintai komentar.
Serangan ransomware oleh “REvil”bitu, yang dilakukan kelompok tersebut pada hari Jumat, adalah salah satu yang paling dramatis dalam serangkaian peretasan yang semakin menarik perhatian.
Geng masuk ke Kaseya, sebuah perusahaan teknologi informasi yang berbasis di Miami, dan menggunakan akses mereka untuk menembus beberapa kliennya, memicu reaksi berantai yang dengan cepat melumpuhkan komputer ratusan perusahaan di seluruh dunia.
Pakar keamanan siber dengan cepat menyalahkan “REvil” atas serangan itu. Pernyataan pada hari Minggu adalah pengakuan publik pertama kelompok itu bahwa mereka berada di baliknya.
Seorang eksekutif di Kaseya mengatakan perusahaan mengetahui permintaan tebusan, tetapi tidak segera membalas pesan lebih lanjut untuk meminta komentar.
Liska mengatakan dia yakin para peretas telah “menggigit” lebih dari yang bisa mereka “kunyah.” “Untuk semua pembicaraan besar mereka di blog mereka, saya pikir ini keluar dari kendali dan jauh lebih besar dari yang mereka harapkan,” katanya. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...