Serangan Terbaru ISIS Picu Gelombang Pengungsi Kristen Irak
IRAK, SATUHARAPAN.COM - Para jihadis dari ISIS (Islamic State in Iraq and Syria) melancarkan serangan baru terhadap wilayah yang dihuni umat Kristen di utara Irak, memicu gelombang pengungsi baru, ujar saksi mata dan patriark Chaldean di negara itu pada Rabu (6/8).
Kota-kota dibombardir dalam beberapa hari terakhir oleh para militan yang kini menyebut kelompoknya Negara Islam (Islamic State atau IS) termasuk Tal Kayf, Bartella dan Qaraqosh, menurut sumber penganut Kristen.
Kota-kota itu termasuk kebanyakan wilayah di mana ribuan penganut Kristen yang dipaksa mengungsi di kota utara Mosul pada bulan lalu mencari tempat pengungsian.
Kota-kota tersebut kurang dari 50 km jauhnya dari Arbil, ibu kota wilayah otonomi Kurdistan.
Patriark Chaldean Louis Sako mengatakan sedikitnya satu orang meninggal akibat serangan mortir, korban bernama Lajin Hekmat, seorang pegawai di gereja penting di Tal Kayf, sebelah utara Mosul.
Seorang warga Tal Kayf, Hanna Aziz Paulus, membenarkan kota tersebut menjadi target pengeboman.
Kota Bartella juga diserang oleh para jihadis, memicu eksodus, menurut Sako.
“Bartella melihat penderitaan kebanyakan keluarga dalam beberapa hari terakhir,” katanya kepada AFP, seraya menambahkan para penduduk mengkhawatirkan terjadinya pertempuran besar setelah serangan jihadis ke wilayah terdekat Sinjar.
Serangan Balasan
Pasukan peshmerga Kurdi Irak bersama para pejuang Kurdi dari Suriah dan Turki mengoordinasikan sebuah serangan balasan terhadap para jihadis ISIS di wilayah sekitar kota Mosul Irak, ujar seorang pemimpin politik pada Rabu.
Pejabat senior Kurdi Irak Hallo Penjweny mengakui bahwa para pejuang dari kelompok PKK Turki dan PYD Suriah memimpin operasi militer terhadap pasukan ISIS di wilayah Sinjar, sementara peshmerga Irak berupaya mengamankan wilayah utara dan timur Mosul.
“Para pejuang dari Kurdistan Barat dan PKK bertanggung jawab untuk menghadapi Daash (IS) di wilayah Rabia dan Sinjar,” ujar Penjweny, pejabat tinggi partai Persatuan Patriotik Kurdi (Patriotic Union of Kurdistan) untuk wilayah Mosul.
“Di pihak kami, kami mengurusi operasi di Zumar dan wilayah lainnya di utara dan timur Mosul,” tuturnya kepada wartawan.
Sinjar berada di sebelah barat Mosul, kota kedua di Irak dan basis utama ISIS di negeri 1001 malam itu.
Para pejuang jihadis ISIS mengusir peshmerga dari kota tersebut pada Minggu, memicu eksodus ribuan warga sipil, kebanyakan dari mereka saat ini bersembunyi di wilayah pegunungan terdekat dan menghadapi kekurangan makanan dan air yang serius. (AFP)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...