Serangan Terjadi di Desa Asal Al-Nimr
RIYADH, SATUHARAPAN.COM – Buntut eksekusi mati ulama Syiah di Arab Saudi meningkatkan ketegangan di kawasan itu, bahkan sampai ke masyarakat sipil. Di sisi lain, Arab Saudi dalam konflik dengan Iran, mengklaim mendapatkan dukungan dari negara-negara Teluk dan Liga Arab dalam memerangi terorisme.
Menyusul eskekusi terhadap Nimr al-Nimr, ulama Syiah yang kritis, dengan dakwaan terorisme, dan serangan pada pos diplomatik Arab Saudi di Iran, sejumlah pria bersenjata melakukan serangan di desa asal ulama Syiah yang dieksekusi.
Serangan itu membunuh seorang warga sipil dan melukai seorang anak ketika penyerang menembaki polisi Arab Saudi, kata kator berita pemerintah Arab Saudi, Saudi Press Agency (SPA), hari Senin (4/1).
Polisi berada di bawah "tembakan berat" selama serangan pada hari Minggu malam di desa Awamiya, di wilayah timur, tempat kelahiran ulama yang dieksekusi pada hari Sabtu, kata SPA.
Penembakan menyebabkan warga sipil tewas dan melukai seorang anak berusia delapan tahun, kata SPA, tapi tidak menyebutkan apakah ada polisi yang menjadi korban.
Pasukan keamanan menelusuri daerah itu untuk mencari penyerang, kata SPA mengutip seorang juru bicara polisi di wilayah yang kaya minyak itu.
Ketegangan Kawasan
Eksekusi mati terhadap Nimr, 56 tahun, telah memicu ketegangan di Timur Tengah, dan negara-negara yang mayoritas menduduknya Muslim Syiah mengecaman hukuman itu. Media Arab, Al Arabiya, menyebutkan misi diplomatik Arab Saudi di negara yang didominasi Muslim Syiah, Iran, berada di bawah serangan. Serangan itu mendorong Arab Saudi memutuskan hubungan Iran, saingan lama di regional itu.
Dalam beberapa tahun terakhir, kedua negara telah berseberangan dalam masalah perang di Suriah, di mana Iran mendukung rezim Presiden Bashar Al-Assad, dan dalam konflik di Yaman di mana koalisi yang dipimpin Arab Saudi mendukung Presiden Yaman merlawan pemberontak Syiah Houthi yang didukung Iran.
Sementara itu, menurut Al Arabiya, negara-negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk (Gulf Cooperation Council / GCC) dan Liga Arab pada hari Minggu menyatakan dukungan mereka terhadap Arab Saudi dalam memerangi "terorisme."
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, eksekusi terhadap 47 orang oleh Arab Saudi disebutkan terkait dengan terorisme.
Enam anggota blok regional itu, Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar dan Arab Saudi, kata Sekjen GCC, Abdullatif al-Zayani, "berdiri di sisi" Riyadh, dan menyebut Iran sebagai yang bertanggung jawab.
Pernyataan itu disampaikan setelah Teheran mengecam Riyadh atas eksekusi 47 orang, termasuk ulama Syiah, Nimr al-Nimr dan penganut ideologi Al-Qaeda, Al-Shuwail.
Negara-negara Teluk, terutama Bahrain, telah lama menuduh Teheran ikut campur dalam urusan mereka.
Dukungan Liga Arab
Sementara itu, Liga Arab pada hari Minggu juga mengumumkan dukungannya bagi Arab Saudi dalam upaya untuk memerangi terorisme, kata sekretaris umumnya, Nabil al-Arabi.
Dia mengecam serangan terhadap kedutaan dan Konsul Arab Saudi di Iran, dan menggambarkan insiden itu sebagai pelanggaran sangat mencolok melanggar prinsip-prinsip internasional. Dia juga mengecam campur tangan Iran di wilayah tersebut.
Kuwait pada hari Minggu juga menyatakan dukungan atas langkah-langkah Arab Saudi yang bertujuan untuk menjaga keamanan nasional kerajaan itu.
Sementara itu, Yordania mengecam serangan pada kedutaan dan konsulat Arab Saudi dan menyebut bertindak itu sebagai "pelanggaran mencolok hukum internasional," kata pernyataan menteri Yordania yang dikutip SPA.
Menteri negara urusan media Yordania mengatakan Yordania berdiri di atas solidaritas dengan Arab Saudi melawan ekstremisme dan terorisme, dan mengecam keterlibatan Iran.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...