Masjid Sunni di Irak Dibom
BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM – Serangan bom mengguncang dua masjid Sunni di Irak bagian tengah hari Senin (4/1), di tengah meningkatnya kekhawatiran konflik sektarian menyusul eksekusi mati di Arab Saudi terhadap ulama Syiah, kata polisi dan petugas medis sebagiamana dikuti kantor berita AFP.
Kelompok pria yang mengenakan seragam militer membom dua masjid Sunni semalam di wilayah Hilla, selatan Baghdad, dan muazin masjid ditembak mati di dekat rumahnya di Iskandariyah, kata sumber-sumber sebut.
Namun sejauh ini belum ada keterangan lebih lanjut tentang korban dan kerusakan akibat serangan itu.
Serangan Bom
Sementara itu, terjadi serangan oleh lima pelaku bom bunuh diri pada sebuah pangkalan militer Irak di wilayah utara Baghdad pada hari Minggu (3/1) yang menewaskan sedikitnya 15 anggota pasukan keamanan dan melukai 22 orang lainnya, kata sumber-sumber keamanan.
Dua pembom meledakkan kendaraan yang memuat bahan peledak di gerbang barat kamp Speicher, bekas pangkalan militer Amerika Serikat di luar kota Tikrit yang berpenduduk mayoritas Sunni.
Tiga orang lain meledakkan diri setelah memasuki tempat di mana polisi Irak sedang dilatih, kata polisi dan sumber militer pada komando operasi Salahuddin.
Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) yang menguasai wilayah utara dan barat Irak mengaku bertanggung jawab atas ledakan itu dalam sebuah pernyataan yang didistribusikan oleh pendukungnya melalui saluran online.
Dikatakan serangan itu menargetkan "pelatih tentara tertolak", istilah yang digunakan oleh militan Sunni untuk menggambarkan kelompok Muslim Syiah.
Konflik Sektarian
Irak dilanda konflik sektarian antara Muslim Syiah dan Sunni yang diperburuk oleh munculnya pemberontak kelompok Sunni ultra garis keras dari kelompok NIIS.
Kamp Speicher menjadi simbol kebrutalan kelompok itu dan kebencian terhadap mayoritas Syiah di Irak setelah sebanyak 1.700 tentara di pangkalan itu tewas pada pertengahan 2014 dalam bentrokan kelompok miilitan di perbatasan Suriah.
Pasukan Irak merebut kembali kota Ramadi di wilayah barat pekan lalu dari tangan NIIS. Kemenangan itu membantu Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi, membangun kembali militer setelah kekalahan memalukan dalam menghadapi NIIS.
Kementerian Pertahanan Irak mengatakan NIIS atau ISIS telah meningkatkan aksi bom bunuh diri dalam menanggapi kekalahan di Ramadi. Dalam sebuah pernyataan, kelompok NIIS mengatakan menggunakan 22 pembom dalam dua serangan yang gagal baru-baru ini di Provinsi Anbar yang beribu kota di Ramadi. Pihak militer Irak membalas dengan menewaskan sedikitnya 42 militan termasuk para pembom, kata kementerian itu.
Rusia Tembakkan Rudal Balistik Antarbenua, Menyerang Ukraina
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Rusia meluncurkan rudal balistik antarbenua saat menyerang Ukraina pada hari K...