Serukan Boikot Israel, Russell Brand Diancam Dibunuh
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Aktor, komedian, dan penulis berkebangsaan Inggris, Russell Brand dilabeli sebagai anti-Semit dan menerima ancaman kematian, Jumat (22/8).
Ini gara-gara dukungannya terhadap petisi untuk memboikot Israel yang mendapatkan keuntungan dari konflik di Gaza, menurut artikel yang ditulisnya untuk Huffington Post. Petisi tersebut bertujuan untuk memboikot perusahaan yang “memfasilitasi penindasan orang di Gaza,” kata Brand.
Namun, pengguna media sosial menyangka boikot terhadap perusahaan sama saja dengan boikot terhadap Israel.
Dalam tulisan di Twitter, Rabbi Shmuley Boteach (@RabbiShmuleylabel) menuduh mantan suami Katy Perry ini sebagai “pembenci Israel” dan menganggap seruannya sebagai “boikot terhadap Israel.”
“... Tidak ada boikot terhadap negara mana pun yang diserukan. Sebaliknya petisi terhadap bisnis yang keuntungan didapat dari horor di Gaza dan sekarang memiliki penanda tangan hampir mencapai 1,7 juta,” Russell menjelaskan. Ia pun menjawab para penentangnya itu.
Brand memulai artikelnya yang berjudul Mengapa Saya Menentang Anti-Semitisme—dimuat di Huffington Post dua hari lalu—dengan mengingat makan malam Paskah Yahudi yang ia hadiri di tempat temannya pada 1992. Dalam kondisi mabuk akibat narkoba, Brand merasa dia bertanggung jawab atas Holocaust. Walaupun kisahnya komikal, cerita ini mengarah pada catatan yang lebih serius, yaitu, tuduhan anti-Semitisme yang ditujukan pada komedian Inggris ini.
Dia pindah untuk membela argumennya, mengingatkan pembaca bahwa ia menyerukan boikot perusahaan yang mendapat keuntungan sejak tindakan ofensif Israel di Gaza, Selasa (8/7) yang sejauh ini telah merenggut nyawa lebih dari 2.000 warga Palestina, kebanyakan warga sipil.
“Bisnis seperti Bank Barclays yang mengelola rekening pembuat drone El Bit, dana pensiun Belanda ABP, perusahaan keamanan G4S Inggris, Caterpillar dan lain-lain langsung mendapat keuntungan dari kekejaman yang mengejutkan kita semua beberapa pekan terakhir,” Brand menjelaskan.
“Saya mengerti anti-Semitisme berarti kebencian kepada orang Yahudi, penolakan hak bagi orang Yahudi untuk memiliki tanah air, penolakan atas kengerian abad terakhir dan nasib orang-orang Yahudi sepanjang sejarah,” kata dia “Dalam konteks tuduhan yang saya hadapi, anti-Semitisme harus diartikan menentang bisnis besar membuat keuntungan dari kekerasan terhadap rakyat Palestina,” tambah Brand.
Brand menjelaskan boikot bisnis ini sebagai salah satu cara orang dapat secara langsung berpartisipasi dalam lingkungan yang didominasi oleh “perusahaan besar dan pemerintah besar” yang diam saja melihat kekejaman ini.
“Metode seperti petisi Avaaz menyediakan cara moderat tapi langsung untuk mengatasi masalah ekstrem bahwa kita semua dapat berpartisipasi dalam,” tulisnya. Ia menjelaskan bahwa ia mendapat ancaman pembunuhan akibat dukungannya pada petisi Avaaz ini.
Artikelnya di Huffington Post menarik reaksi di media sosial, mengumpulkan hampir delapan ribu likes di Facebook dan telah di-tweet lebih dari 1.500 kali.
Bintang film AS, Jon Cusack menulis di akun twitternya tentang artikel Brand, mengatakan “Mr. B punya keberanian.” (alarabiya.net)
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...