ID12, Muara Bersama dari Semangat dan Impian
SATUHARAPAN.COM - Tujuh tahun lalu, pada 2007, 12 desainer interior muda yang berbasis di Jakarta bertemu. Mereka adalah Agam Riadi, Anita Boentarman, Ary Juwono, Eko Priharseno, Fifi Fimandjaja, Hendramianto Syamsulhadi, Joke Roos, Prasetio Budhi, Reza Wahyudi, Roland Adam, Shirley Gouw, dan Yuni Jie.
Meski saat itu relatif belia, masing-masing memiliki ciri khas dan karakter cipta persona yang kuat. Karya pribadi mereka dapat dinikmati, mulai dari area publik seperti hotel, kantor, restoran, hingga area privat seperti apartemen dan residensial.
Klien tiap-tiap desainer, terutama datang dari kalangan atas. Karya mereka pun sering menghiasi halaman majalah-majalah interior dan gaya hidup karena dianggap inspiratif. Hal itu mengindikasikan bahwa sebagai individu masing-masing desainer telah meraih reputasi baik.
Meskipun datang dari latar belakang berbeda, mereka berkumpul dan saling beresonansi karena memiliki impian sama, serta inspirasi serupa, bahwa galibnya seorang desainer harus mampu memberikan makna pada sebuah ruang, memberikan fungsi yang setara dengan estetika, dan melayani kepentingan klien tanpa kehilangan identitas diri.
Lebih jauh lagi, seorang desainer berkewajiban mendefinisikan semangat atas masa tertentu berkaitan dengan sejarah, seni dan budaya, di hadapan masyarakat luas. Berbekal kesepakatan itu mereka saling setuju membentuk sebuah wadah dan menamainya ID12.
12 Desainer Interior
Berikut masing-masing desainer interior ID12.
Agam Riadi dikenal melalui kekuatan garis desain dengan aksentuasi garis desain oriental, berlatar belakang budaya Asia yang kaya.
Anita Boentarman, yang menyelesaikan kuliah di New England School of Art and Design, memililki pengalaman luas bekerja di berbagai proyek, mulai dari proyek komersial dan perhotelan hingga interior hunian. Sebagai dosen, dia giat memotivasi mahasiswanya dalam mengejar karier sebagai desainer interior.
Ary Juwono dikenal sebagai perancang busana yang memiliki reputasi cemerlang, dan meraih berbagai penghargaan berskala internasional. Jejak karyanya bisa dilihat pada berbagai ruang, mulai dari hotel, restoran, klub, unit contoh, hingga butik. Jejak karyanya juga dikenal melalui beberapa produksi film, sebagai penata busana (penata kostum).
Eko Priharseno mengenggam pengalaman 15 tahun di bidang arsitektur, desain interior, dan produksi, yang mengembangkan berbagai sarana artistik ke dalam mendesain sehari-hari di AEDI. Sementara itu Fifi Fimandjaja, yang telah berpengalaman selama 23 tahun, jejak karyanya bisa ditemukan di berbagai interior di bidang perumahan, baik berskala domestik maupun internasional, hotel dan resor. Ia baru saja meluncurkan lini produknya sendiri dengan merek Vivianne Faye.
Hendramianto Syamsulhadi dikenal atas karya-karya desainnya yang eklektik, unik, dan kontemporer. Sementara itu, Joke Roos, yang memulai karier sebagai arsitek, menjadi desainer interior demi memenuhi panggilan hati untuk menciptakan fungsi dalam keindahan. Dalam dunia baru desain interior, dia bergantung pada keyakinan bahwa kebaikan dan pekerjaan berkembang dari kejujuran dan keterbukaan.
Prasetio Budhi banyak menghabiskan waktu mengerjakan dan merancang demi melayani klien-klien yang datang dari kalangan papan atas. Pada 2012, di tengah kesibukannya, ia meluncurkan buku desain interior Simply Stated.
Reza Wahyudi, lulusan International Fine Art College of Miami, AS, dikenal melalui karakteristik karyanya yang sangat modern, sederhana, dan fungsional. Dia tercatat memenangkan hadiah utama di National Home Fashion League Florida, AS, pada 1983.
Roland Adam, meraih popularitasnya dalam mendesain interior kediaman di berbagai kota besar. Dia dikenal akan kemahirannya dalam menata meja, terbukti dari karya kerja sama dengan klien ternama seperti Hermès dan Christofle. Roland juga tercatat sebagai konsultan Cita Tenun Indonesia, dan acap menjadi juri pada berbagai perhelatan berskala internasional seperti World Batik Summit.
Shirley Gouw yang menyelesaikan pendidikan pada Chelsea College of Art dan melanjutkan di Parsons School of Design New York yang prestisius itu dikenal melalui karyanya yang menyelaraskan aspek-aspek fungsi, kenyamanan, dan elegansi yang dia terapkan pada bahan baku alami dan warna-warna natural.
Yuni Jie telah menulis banyak buku desain interior yang laris selama sepuluh tahun bekerja kreatif, menyeimbangi gaya kontemporer modern dengan imbuhan nuansa Asia, yang menjadi karakter gayanya. Karya terbaru buku Yuni akan dirilis pada 20 Agustus 2014 di The Colours of Indonesia. Bersama Vivere, ia juga akan meluncurkan koleksi furnitur terbarunya, Raya, pada 22 Agustus ini. (PR/TMB)
Editor : Sotyati
RI-Inggris Sepakat Tingkatkan Keamanan Siber
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Presiden RI Prabowo Subianto dengan Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Sta...