The Colours of Indonesia, Perayaan Desain Interior Karya ID12
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Dua belas desainer interior ID12 menyempurnakan perayaan ulang tahun ke-69 kemerdekaan Indonesia dengan memamerkan karya desain interior. Mengusung tema “Glorify Indonesia”, sebagian dari keuntungan pameran yang digelar di Atrium Senayan City, Jakarta Selatan, 15 – 24 Agustus itu, didonasikan sebagai bentuk apresiasi dan balas kasih ID12 kepada Habitat for Humanity, organisasi nirlaba yang memfokuskan diri pada pembangunan hunian layak dan sederhana bagi kaum kurang mampu.
ID12 adalah Agam Riadi, Anita Boentarman, Ary Juwono, Eko Priharseno, Fifi Fimandjaja, Hendramianto Syamsulhadi, Joke Roos, Prasetio Budhi, Reza Wahyudi, Roland Adam, Shirley Gouw, dan Yuni Jie.
Berbagi pengetahuan dan inspirasi menjadi gagasan besar dan cita-cita bersama ID12. Tujuan utama ID12 adalah memberikan kontribusi dan pelayanan kepada masyarakat melalui karya kolaboratif. Karya ID12 itu terwujud dalam “The Colours of Indonesia”, yang berupaya memberi definisi baru pada desain interior kontemporer secara langsung di muka publik dalam bentuk pameran.
ID 12 menyajikan karya yang memanjakan mata dan mencerahkan batin, untuk dapat memahami filosofi serta mendalami ide-ide di balik desain dari ruang ke ruang. Setiap karya yang ditampilkan, meski satu tema, sarat makna dan kental akan sentuhan persona masing-masing desainer.
Penonton dibawa berkeliling melihat-lihat sebuah rumah, mulai dari taman, foyer, ruang tamu, perpustakaan, ruang makan, dapur, ruang cerutu, garasi, kamar tidur, hingga kamar mandi. Seluruh ruang hadir dalam ukuran sesungguhnya.
Inspirasi utama tiap ruang mengacu pada keindahan warna Indonesia. Sebagai elemen utama pameran ini, warna diterjemahkan ke dalam mood tertentu. Beberapa desainer memanfaatkan warna rempah-rempah lokal, bunga, dan buah Nusantara. Perpaduan warna dan mood kemudian disempurnakan sebagai spektrum yang menghasilkan gaya kontemporer modern hingga klasik Indonesia, mengayakan desain Timur ke Barat, serta memanfaatkan teknik tradisional lama hingga metode produksi hi-tech.
Selama sepuluh hari pameran, pengunjung akan dipuaskan dengan serangkaian sajian mewah dan edukatif, termasuk talk show, lokakarya desain untuk siswa, hingga peluncuran buku dan furnitur.
Ary Juwono, The Chairman of The Colours of Indonesia 2014, mengatakan, “The Colours of Indonesia merupakan perayaan sebuah persahabatan”. ID 12 telah bersinergi dan berkembang bersama menjadi energi positif melalui tiap-tiap karya personal. Secara kolektif, mereka menggabungkan fungsi dengan teknik, membentuk ide-ide baru dalam gaya dan dimensi berbeda, sehingga membuahkan cara pandang dan makna baru pada sebuah ruang. Melalui The Colours of Indonesia, karya-karya terbaik itu dipersembahkan bagi Indonesia.
Ragam Karya
Dalam pameran kali ini Agam Riadi menghadirkan konsep desain kediaman bergaya klasik-modern. Bekerja sama dengan produsen batik, dia memilih indigo menjadi warna utama untuk kamar tidur garapannya.
Pantry room menjadi pilihan Anita Boentarman. Terinspirasi pada keindahan daratan dan lautan Indonesia, dia merasa perlu memadankan cokelat yang berkesan hangat dengan nuansa biru. Dia juga mengolah kayu mentah untuk menyeimbangkan bias pancaran pesona keseimbangan alam.
Ary Juwono menggarap kamar mandi pribadi untuk pameran kali ini. Dia menerapkan pola tenun kain Gringsing, Bali, ke dalam Bisazza, mozaik berkualitas prima. Pola tampil dalam warna monokromatik, dan berukuran serbabesar itu, menggambarkan keberhasilan Ary dalam memadukan jiwa kebaratan ke dalam semangat ketimuran untuk mengekspresikan sebuah ruang dengan gaya fenomenal.
Eko Priharseno mengubah ruang keluarga seperti sebuah taman untuk mempresentasikan ruang keluarga, selayaknya oase yang menawarkan ketenangan. Gambaran hutan tropis Indonesia nan rimbun menjadi inspirasi Eko, dipadupadankan dengan gaya furnitur kontemporer-modern.
Fifi Fimandjaja mempresentasikan casual dining room yang memiliki tampilan chic dan modern sebagai ruang makan sehari-hari di rumah. Nuansa cokelat yang elegan menitis dalam warna biru untuk menekankan rasa dari apa yang ditawarkan melalui karyanya itu.
Hendramianto mengolah ruang makan resmi, dengan mempresentasikan pesona songket Halaban, desa di Sumatera Barat penghasil songket kain tenun berkelas prima. Dia mengubah rupa kain yang dulu hanya dikenal sebagai produk fashion, menjadi kain interior untuk menyelaraskan komposisi ruang.
Prasetio Budhi menghadirkan ruang bersolek dengan mengedepankan warna ungu terong pada seluruh ruang untuk menawarkan suasana mewah dan dinamis, sekaligus menghadirkan ketenangan sebagai penyeimbang.
Reza Wahyudi menampilkan ruang santai, terinspirasi pada karakteristik buah kranji atau beludru asam, menonjolkan sifat-sifat maskulin pada ruang pria bersantai, menikmati kemewahan cerutu dan mobil.
Roland Adam mempresentasikan kamar tidur tamu, terinspirasi dari ungu manggis berpadu dengan biru laut. Dia menghadirkan seperangkat furnitur modern yang dilengkapi tenun Wakatobi dalam nuansa gradasi warna kuat yang meluruh dalam perabot berwarna lembut dalam ruang.
Shirley Gouw menampilkan ruang keluarga yang terinspirasi dari tanaman khas Indonesia, yaitu terong susu, yang menyublimasi dalam linen, wallpaper rumput laut, serta leather flooring yang saling bersenyawa satu sama lain hingga menghasilkan perpaduan nan elegan.
Yuni Jie menghadirkan ruang perpustakaan. Aplikasi warna kuning yang merupakan warna dominan penataan ruang, mengambil unsur warna dari bumbu rempah kunyit yang merupakan elemen kekayaan Indonesia sebagai inspirasi utamanya. Yuni menyeimbangkan elemen desain Asia dengan sentuhan modern (PR/TMB)
Editor : Sotyati
Kamala Harris Akui Kekalahan Dalam Pilpres AS, Tetapi Berjan...
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, menyampaikan pidato pe...