Setahun Versi Online, Newsweek Dicetak Kembali
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Majalah Newsweek versi cetak hari ini kembali terbit setelah pada 31 Desember 2012 memutuskan hanya terbit secara online. Newsweek akan kembali dicetak mulai Jumat (7/3) di Amerika Serikat dan Eropa.
Sebelumnya IBT Media, induk perusahaan, menghadapi kesulitan keuangan serius hingga menghentikan versi cetak majalah mingguan yang kini berusia 80 tahun itu.
IBT Media yang dipimpin pengusaha Prancis Etienne Uzac, akan mengadopsi strategi yang bertentangan dengan praktek saat ini.
Newsweek yang baru akan berusaha memosisikan diri sebagai produk high-end, khususnya dengan kertas berkualitas tinggi dan mutu pencetakan dibandingkan pesaingnya.
"Kami akan siapkan majalah berkualitas bulanan untuk setiap minggu," kata Jim Impoco, Pemimpin Redaksi Newsweek.
Namun, menurut Impoco, harganya menjadi jauh di atas majalah berita lainnya. Newsweek akan dijual US$ 7,99 (sekitar Rp 100.000) per eksemplar di Amerika Serikat. Harga ini rata-rata lima kali lebih mahal daripada produk saingannya.
Sedangkan di Eropa, di mana edisi cetak belum pernah dihentikan, harga akan berbeda di setiap negara.
IBT Media berencana mencetak 70.000 eksemplar dari edisi pertama Jumat, dan memproyeksikan menjadi 100.000 eksemplar untuk di Amerika Serikat dan 100.000 eksemplar lainnya untuk seluruh dunia.
"Ini merupakan perpanjangan dari e-magazine kami,” kata Etienne Uzac di bulan Desember 2013.
“Kami telah menyiapkan dengan matang dan akan terus menempatkan tim yang kuat. Kami akan melakukan laporan investigasi. Kami akan masuk ke kedalaman di beberapa bidang," kata Impoco pada Rabu (5/3). (alarabiya.net)
Obituari: Mantan Rektor UKDW, Pdt. Em. Judowibowo Poerwowida...
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Mantan Rektor Universtias Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, Dr. Judowibow...